Monday, September 12, 2016

Beasiswa 100%

Bila Saudara mengenal anak2 muda yg terpanggil utk melayani Tuhan sebagai guru, perawat, psikolog, maka ada kabar baik untuk mereka.
UPH Karawaci memberikan beasiswa penuh (100% bebas SPP, tinggal di asrama dan 3x makan sehari) untuk tiga fakultas: keguruan, keperawatan dan psikologi.
Ini merupakan program S1.

Pendaftaran sudah dimulai pada bulan september ini

Untuk Faculty of Nursing bisa hub Ibu Marshella/Irianti/Lesa. Tlp 021-54210130

Untuk Teachers College bisa hub 021-5460901 ext 2231-2232

Untuk jurusan Psikologi bisa SMS ke 082231782695

Kita doakan kiranya Tuhan panggil lebih banyak lagi anak2 muda yg mengasihi Tuhan dan mau melayani dengan segenap hati.

Friday, September 9, 2016

Tuhan Sandaran Keluargaku


Dua minggu terakhir benar-benar merupakan minggu kemenangan bagi kami sekeluarga. Setelah 3 tahun bergumul, akhirnya adikku lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan sebagai seorang IT administrator di sebuah perusahaan swasta di Surabaya.

Tahun 2013 setelah Papa meninggal dunia, kami benar-benar bergumul dan berjuang supaya adikku bisa lanjut kuliah sampai meraih gelar sarjana. Secara finansial sangat mustahil bagi kami untuk membayar biaya kuliahnya sampai selesai. Bahkan beberapa orang mengatakan kalimat-kalimat yang mematahkan semangat, tetapi kami beriman bahwa Tuhan akan menjadi Bapa kami yang setia. Hari ini saya bisa saksikan, bahwa kami menang!

Saturday, September 3, 2016

Menyambut anak, menyambut Tuhan

Seminggu terakhir saya merasa kewalahan menghadapi beberapa siswa yang tidak fokus dan tidak taat di kelas. Jadi saya membawa mereka ke dalam doa. Bukan hanya mereka, melainkan juga diri saya sendiri. Rasanya sulit untuk bersabar, bahkan sudah habis akal untuk membuat mereka fokus mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Saya tidak menyangka, Tuhan memakai tantangan ini untuk menegur kehidupan rohani saya secara pribadi.

Belakangan ini begitu sering saya menjadi tidak fokus kepada Tuhan dan apa yang Dia ingin untuk saya lakukan. Ada banyak hal yang saya pikirkan dan kerjakan, yang lebih menyita perhatian. Namun Tuhan sangat sabar dan tetap menuntun saya untuk mengarahkan diri kepada-Nya. Dia menegur saya dengan lembut, tapi tegas. Saya merasa bersyukur dan dengan rela hati mau belajar untuk fokus, karena saya tahu bahwa Dia mengasihi saya.

Demikian juga dengan beberapa anak-anak balita di kelas saya. Seringkali mereka lebih suka sibuk sendiri dan melakukan hal-hal yang mereka sukai daripada memperhatikan gurunya mengajar, apalagi melakukan apa yang saya minta. Namun Tuhan ingin supaya saya menjadi guru yang seperti Kristus, sangat sabar dan konsisten menuntun anak-anak untuk bisa fokus dan taat. Tuhan ingin supaya  saya menegur mereka dengan lembut, tapi tegas sehingga mereka mau fokus dan taat. Yang lebih penting lagi, mereka butuh merasakan kasih Tuhan dari guru kelasnya.

Saya ingat suatu hari murid-murid Tuhan Yesus mempertengkarkan siapakah yang terbesar di antara mereka. Saat itu mereka tidak fokus pada kemuliaan Tuhan, sebaliknya mereka fokus pada diri sendiri. Lalu Tuhan Yesus menempatkan seorang anak kecil di tengah-tengah mereka dan berkata,

Lukas 9:48 (TB) 
"Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."

Tidak ada yang lebih mulia dan lebih pantas untuk mendapatkan perhatian utama selain daripada Kristus. Namun melalui mereka yang kecil, tidak fokus, bahkan tidak taat, Tuhan mengajar saya untuk fokus mencari kemuliaan Tuhan, bukan diri saya sendiri. Saya tidak perlu lagi merasa terganggu, bahkan marah jika anak-anak ini tidak memperhatikan saya. Di dalam anugerah Tuhan, tidak penting lagi bagi saya untuk terlihat sebagai guru yang professional. Jauh lebih penting bagi Tuhan agar saya menyambut dengan kasih setiap anak kecil ini seperti saya menyambut Kristus. Dengan demikian mereka dapat melihat Kristus melalui saya dan Dia boleh dimuliakan.

Saturday, August 6, 2016

Kamu telah melakukannya juga untuk Aku

Pertolongan Tuhan memang tidak pernah terduga. Cara-Nya selalu ajaib. Bulan Juli lalu saya merasakan pertolongan-Nya melalui orang-orang asing, yang bahkan tidak saya kenal sama sekali. Sepintas kalau diingat bagaimana kami bertemu, orang akan bilang bahwa itu hanya kebetulan. Tapi saya percaya tidak ada yang kebetulan. Tuhan benar-benar bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Sekalipun kasih saya kepada Tuhan begitu sederhana dan dangkal, sejauh langit dari bumi demikianlah kasih Tuhan.

Friday, June 24, 2016

Three Years Later

If my life is a movie or drama, perhaps it should be written "three years later" after the scene of my dad's funeral. However, what happened during these past three years are too meaningful to be skipped. We have been struggling, praying, working, crying, hoping... and The Lord never leaves us on our own. He was, is and will always be with us.

About a week ago, our family thanked The Lord that finally my brother has done his thesis. He was able to be accountable for his final project, even now is working on the revision and prepare for an exhibition. He said that not everyone is asked to do the exhibition. It's only for those who have done very well. Somehow he is sure that he might got an A. Well, praise The Lord! :) If things go as planned and The Lord makes everything go smoothly, my brother will have his graduation ceremony this August and soon will get his first job as an IT engineer.

As for me, I also never imagined that The Lord wants to entrust me more responsibility this year. It's really an honour for me to take a step forward. Starting from July, I will be the Team Leader in my department. Also, after three years teaching in K3, now I will teach younger children in K2. What a challenge! However, I feel excited to see what will happen next.

This year my mom will turn to be 60 years old. I'm thankful that she remains healthy. Although she has a lot in her mind, now she leans more on The Lord and fully surrender to Him. I can say that she lives a content-life. Now she is busy thinking of marry me off and how well my brother will have his first job.

Looking back to the days we have been through, we know for sure that those days were not easy at all. We were not strong, but our Defender was and is strong. Everything we have and reach today is only by His grace. If people see our life turns to be better today, all credits belong to Him, whom we praise in the name of Jesus Christ.

Life is still going on. I want to see and testify The Lord's faithfulness until the end. May He be praised!

Friday, May 6, 2016

Segala Sesuatu Ada di Bawah Kuasa Tuhan

Pagi ini saya membaca kisah Daud dalam 1 Samuel 29-30. Sekalipun Saul sudah berjanji tidak akan memburunya lagi, Daud tetap berpikir bahwa suatu hari nanti Saul akan membinasakannya. Jadi Daud pergi ke negeri orang Filistin dan tinggal bersama Akhis, raja Gat. Suatu hari Daud dan pasukannya pergi bersama-sama dengan tentara orang Filistin untuk melawan bangsa Israel. Namun panglima Filistin menolaknya. Ketika Daud dan pasukannya pulang, mereka mendapati bahwa tempat tinggal mereka, Ziklag, terbakar. Bahkan semua perempuan dan orang-orang yang di sana telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorang pun (1 Samuel 30:2).

Saat saya membaca bagian itu, saya merasa seakan-akan Roh Kudus memberikan highlight pada kalimat terakhir itu. Sekalipun sebuah penawanan terjadi, tak satu nyawa pun tercabut. Mengherankan. Seakan Tuhan hendak menunjukkan bahwa Ia yang empunya kehidupan, Dialah yang melindungi hidup setiap orang. Singkat cerita, Daud pergi bersama pasukannya mengejar orang-orang Amalek sehingga akhirnya berhasil melepaskan semua yang dirampas oleh mereka, termasuk kedua isterinya. Bahkan pada ayat 19 dituliskan,

Tidak ada yang hilang pada mereka, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, sampai anak laki-laki dan anak perempuan, dan dari jarahan sampai segala sesuatu yang telah dirampas mereka; semuanya itu dibawa Daud kembali.

Ketika membaca bagian ini saya menyadari bahwa sekalipun Tuhan mengizinkan orang Amalek merebut dan membakar Ziklag, tetapi Dia tetap Allah yang memberikan perlindungan.

Friday, April 29, 2016

Why are you downcast, O my soul?

Yesterday I helped my roommate to pack up her things. She moved out for a happiness. Tomorrow will be her wedding day! I had been excited until she left. I looked around my room and felt loss. For the second time in my life, on the same date, April 28, I have to let someone go.

On April 28, three years ago, I lost my dad but life must go on. I missed him and I miss him. But what could I do? 

On July 2013, I moved to Palembang and started to have a new roommate. We were not close at the beginning, but as the days went by, we got closer and became best friend. I was blessed to have her by my side. However, I could not have her as my roommate for forever, right? Now she is tying the knot.

Time flies really fast. People walk in and out in our lives. I wonder when will I lose someone again. Soon or later, no one will stay forever by my side. But The Lord was, is, and will always be with me. When I moved out from my house to go to college, He was with me. When I went to other cities, He was with me. When my dad passed away, He was with me. When I got new roommate, He was with me. And now as my roommate found another roommate for a lifetime, The Lord is still with me. Later if I left this city and even get married, He will be with me.

So, why are you downcast, O my soul? Why so disturbed within me? Put your hope in God, for I will yet praise Him, my Savior and my God. (Psalm 42:5)

Saturday, February 13, 2016

Called to obey

This past week I read the first chapters of Exodus. As we know, Moses was called to lead the Israelites go out from Egypt. It was hard to do. Even Moses asked The Lord to send someone else. However, if The Lord calls, nobody can escape. Moses could not run, we too. When God calls us to do something that He is concern to, we know exactly that it requires us to do a hard work. Often, we only have one choice: to obey Him.

Saturday, February 6, 2016

Tetapi TUHAN Menyertai

Hidup itu seperti uap, yang sebentar ada, kemudian tiada. Tepat sekali apa yang Firman Tuhan gambarkan mengenai hidup manusia yang singkat. Beberapa minggu yang lalu, Mama mengirim BBM, mengabarkan bahwa Tante saya, kakak yang tertua dari almarhum Papa saya sudah berpulang dini hari tadi. Saya sempat menjenguknya saat liburan Natal lalu. Sekalipun duduk di kursi roda, ia cukup sehat. Tapi kini sudah tiada, menyusul kepergian adiknya, Papa saya. Rasanya baru kemarin Papa meninggalkan kami. Sekarang menyusul saudaranya. Saya menahan napas sesaat setelah membaca BBM Mama dan terpikir, "Saya harus siap mengalami kehilangan demi kehilangan."

Tuesday, January 19, 2016

Ketika Kita Tidak Dimaafkan

Kadang-kadang ada saatnya kita berbuat salah, mengaku salah, bahkan minta maaf, tetapi tetap tidak dimaafkan. Lalu kita merasa tidak enak. Namun apakah yang bisa kita perbuat jika seseorang tidak mau memaafkan kita? Bisakah kita memaksa?

Sunday, January 17, 2016

Tuhan di Depanmu

Seminggu terakhir benar-benar menggelisahkan. Sebagian besar orang tentu gelisah mendengar berita teror bom di Jakarta. Demikian juga saya. Sekalipun tinggal di Palembang juga turut gelisah dan merasa tidak aman. Apalagi dalam kurun waktu seminggu terakhir ini saya mendengar dua orang rekan guru yang dijambret di dekat sekolah. Bahkan pagi ini saya baca di koran Sumatera Express mengenai kasus pembegalan yang terjadi di Palembang. Satu kata yang saya rasakan: ngeri.

Ke mana pun kita pergi, di mana pun kita berada, tidak ada jaminan keamanan yang mutlak 100%. Malah sepertinya di mana-mana bahaya mengancam. Sebagai anak-anak Tuhan, kita pun tidak luput dari kejadian-kejadian seperti yang saya sebutkan di atas. Sudah banyak juga anak-anak Tuhan yang menjadi korban kejahatan. Tentunya kita berharap tidak akan pernah (atau kalau sudah pernah, tidak akan lagi) menjadi korban kejahatan. Namun siapa yang bisa menjamin keamanan kita di tengah-tengah dunia yang berdosa?