Wednesday, March 27, 2013

Behind the SKRIPSI: Part 2 - He returns my focus to Jesus

Di postingan sebelumnya, aku sempat cerita bahwa pergumulanku selama pengerjaan skripsi ini justru diawali dengan hilangnya fokusku kepada Tuhan. Parahnya, aku bahkan tidak menyadari bahwa fokusku kepada Tuhan sudah lama hilang. Butuh waktu sekitar 4 bulan sebelum benar-benar menyadarinya. Cukup unik, Tuhan menggunakan kondisi laptopku untuk menegur dan mengembalikan fokusku kembali kepada-Nya. Setelah aku rekonsiliasi dengan Tuhan dan laptopku balik normal, aku mulai berdoa meminta supaya Tuhan singkirkan satu per satu setiap hal yang membuatku tidak fokus lagi kepada Tuhan.

Tepat sehari sebelum One Desire Fast (ODF), Tuhan menjawab doaku, bahkan Ia melakukan yang lebih dari sekedar menjawab doa. Tuhan bukan hanya 'menyingkirkan' hal-hal yang membuatku jauh dari Tuhan, tetapi juga menyatakan dosaku. Tuhan menunjukkan padaku betapa fatal akibatnya ketika aku tidak fokus kepada Tuhan. Setelah ODF selesai, aku ngaku dosa ke Ps. Andrew. Aku ingat betul saat itu Ps. Andrew berdoa supaya Tuhan mengubah kenangan yang menyakitkan menjadi kenangan yang penuh sukacita. Di dalam doanya dia juga mengucapkan ayat-ayat yang sudah lama kutulis di blog ini (scroll down ke bawah dan baca profilku), yaitu Roma 8:38-39; bahwa tidak ada satu kuasa apapun yang bisa memisahkanku dari kasih Tuhan. Selanjutnya aku merasa lebih lega dan bisa mengerjakan skripsi dengan baik, sekalipun masih terus bergumul, apalagi setelah memasuki masa-masa lent.

Sejak hari pertama menjalani lent, Tuhan sudah taruh kata FOKUS pada hati dan pikiranku berulang-ulang kali. Sekalipun jatuh bangun, sampai hari ini Tuhan benar-benar mengajar dan menuntunku untuk kembali fokus kepada Tuhan. Secara khusus juga fokus pada karya keselamatan yang Tuhan kerjakan di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu. Aku merasa Roh Kudus benar-benar bekerja dan menyingkapkan siapa diriku yang sebenarnya. Tuhan juga banyak menunjukkan kepadaku dosa-dosa yang senantiasa kutoleransi. Yang paling berat, aku mendapati bahwa hubungan pribadiku dengan Tuhan terganggu, bahkan rusak. Tidak mudah untuk menjalani masa lent ini, namun dibandingkan tahun lalu, tahun ini aku merasa lebih diberkati. Ada lebih banyak kesempatan untuk melihat diriku sebagai orang berdosa yang membutuhkan Injil setiap waktu. Ada lebih banyak kesempatan untuk melihat betapa tidak layaknya aku akan kasih setia dan pengampunan Tuhan yang tidak bersyarat. Tentunya ada lebih banyak kesempatan juga untuk melihat betapa sulitnya bagi diriku untuk fokus. Namun aku belajar dan mendapati bahwa jika seorang murid Kristus belajar menaruh fokus hidupnya kepada Gurunya, yaitu Yesus Kristus sendiri, maka ia akan lebih mampu untuk berfokus pada segala sesuatu yang dikerjakannya.

Fokus kepada Kristus juga berarti percaya bahwa Tuhan bekerja di dalam segala sesuatu; Dia memegang kontrol. Bukan suatu kebetulan kalau akhir bulan Februari lalu aku harus ganti judul skripsi. Tadinya sempat merasa down, tapi aku bersyukur sekarang bahwa judul skripsiku diganti tepat sebulan sebelum pengumpulan skripsi. Kalau judulnya tidak diganti, aku juga tidak tahu bagaimana harus menghadapi sidang minggu depan. Judul yang sekarang memang jauh lebih tepat untuk menyebut apa yang sudah aku kerjakan dalam PTK-ku.

Ganti judul membuatku kuatir bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu, apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa due date pengumpulan skripsi dimajukan seminggu. Seharusnya due date pengumpulan skripsinya itu hari Kamis, 29 Maret 2013. Namun karena jadwal sidang akan dimulai pada tanggal 1 April 2013, para mahasiswa diminta mengumpulkan skripsi seminggu sebelumnya: Jumat, 22 Maret 2013. Setelah ganti judul, aku jadi lebih banyak menghabiskan waktu mengerjakan skripsi di perpustakaan. Biasanya dari pagi jam 7 atau 8 sampai jam 9 malam ketika perpustakaan tutup. Hari-hari itu terasa melelahkan, apalagi ketika sudah duduk berjam-jam di depan laptop tanpa perkembangan yang signifikan.



Lagi-lagi fokus kepada Tuhan menjadi sulit. Sekali lagi Tuhan membuktikan bahwa ketika aku tidak setia, Dia tetap setia. Jadi Dia bekerja segala cara dalam segala waktu untuk terus membawaku kembali fokus kepada-Nya setiap kali aku mulai berfokus pada kekuatiranku akan skripsi. Salah satu cara yang ampuh yang Tuhan pakai adalah meyakinkanku bahwa aku butuh untuk menghafal beberapa ayat-ayat Firman Tuhan selama lent season ini. Saat aku merasa lelah dan tidak punya cukup waktu untuk duduk diam dan berdoa, Firman yang aku hafal itulah yang menjadi kekuatan. Firman yang aku ingat itulah yang menjadi alat Tuhan untuk membawaku kembali fokus kepada pribadi Tuhan sendiri.

Setiap orang percaya harus bersyukur jika ia mampu berfokus memandang Tuhannya. Bukan karena usahanya ataupun ketaatannya maka ia dapat fokus kepada Tuhan, melainkan karena pekerjaan Roh Kudus.

Thanks God, for always guiding me to look back on Jesus Christ and His cross. Thanks for faithfully returning my focus to You, Lord. May You always be the Center of my life.

Behind the SKRIPSI - Part 3

2 comments:

KeZia Margaret said...

Cerita tentang skripsi memang slalu menarik yaa.hehe. skripsi itu salah satu hal yang membawa pengenalan kita sama Tuhan smakin dalam.hehe.
bilang2 lu kuliah apa Novi??

Novi Kurniadi said...

Beneer.. Setuju banget!
Btw, thanks lo Kez, udah posting about your struggle in Skripsi last year :D
That's really blessed me!
Kuliah jurusan pendidikan guru, Kez..

Post a Comment