Masih ingat tahun lalu Ps. Kong Hee (City Harvest Church, Singapore) ditangkap karena tuduhan korupsi uang gereja? Baru-baru ini heboh lagi kasus serupa di Surabaya. Sebenarnya desas-desusnya sudah lama terdengar, bahkan sejak aku masih SMA. Pdt. Abraham Alex Tanuseputra, gembala Gereja Bethany, Surabaya, dilaporkan menggelapkan dana sebesar 4,7 triliun. Tentu saja ini berita yang menyakitkan dan merupakan pukulan berat bagi jemaat dan orang-orang Kristen lainnya. Inilah yang disebut-sebut sebagai "co Ye Su" (bisnis Yesus) dalam gereja-gereja berbasis mandarin.
Menurutku hal yang paling menyedihkan ketika membaca berita-berita tersebut adalah reaksi dan komentar orang-orang percaya yang menyudutkan dan menghakimi. Terutama komentar-komentar pedas dari orang-orang Kristen yang berasal dari denominasi gereja yang berbeda dengan gereja-gereja tersebut di atas. Seakan-akan orang-orang ini mau berkata, "Lihat tuh.... Denominasi ini nih selalu gak bener... Kerjaan pendeta-nya korupsi melulu.... Gak heran kalo Pak Alex (sapaan untuk Pdt Abraham Alex Tanuseputra), ngundang Kong Hee ke gerejanya, lah mereka sama aja... Blablablabla..."
Sebenarnya merupakan hal yang wajar ketika ada kemarahan timbul dari kalangan orang percaya. Ada kekecewaan, sakit hati, bahkan malu juga. Namun apa yang kita rasakan sebagai jemaat, bukan suatu excuse untuk menghakimi mereka. Tuhan tahu dan sedang bekerja sekarang. Bukan bagian kita untuk menghakimi, mencela, apalagi menyebarluaskan berita-berita tersebut untuk menjatuhkan denominasi gereja tertentu.
Sekitar 3 minggu belakangan, Roh Kudus menuntunku untuk benar-benar mengerti dan memandang semua orang sebagai orang-orang berdosa. Tidak ada orang baik ataupun orang jahat, semua manusia telah jatuh dalam dosa dan bernatur dosa. Itu sebabnya orang percaya pun masih bisa jatuh dalam dosa. Selama 3 minggu terakhir ini, Roh Kudus menuntunku untuk menghafalkan Mazmur 51 tapi dalam New International Version. Daud menyadari bahwa ia memiliki natur dosa dengan berkata, "... my sin is always before me... Surely I was sinful at birth, sinful from the time my mother conceived me."
Tuhan telah mengirimkan teguran melalui Nabi Natan, dan sekalipun Daud telah bertobat, konsekuensi dosa tetap ia tanggung. Dengan cara-Nya sendiri Tuhan menunjukkan keadilan-Nya. Namun bukan berarti orang lain berhak mengusik Daud, yang adalah orang yang diurapi. Daud sangat memahami hal ini. Kita ingat, sebelum dia menjadi raja, ada beberapa kesempatan yang diperoleh Daud untuk membunuh Saul. Sekalipun Daud tahu Saul telah berdosa di hadapan Tuhan, sekalipun Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul, bahkan Tuhan sudah tidak berkenan pada Saul lagi, tetapi Daud memilih untuk tidak mengusik orang yang diurapi Tuhan.
Sebagai manusia berdosa, seorang hamba Tuhan bisa jatuh dalam dosa, apapun bentuknya. Biasanya yang paling heboh adalah yang menyangkut keuangan (korupsi, penggelapan dana, bahkan kolusi dan nepotisme), skandal sex (ini juga banyak terjadi pada hamba-hamba Tuhan ternama), dan rebutan tahta (contohnya seorang pendeta besar di Jakarta sudah waktunya pensiun tapi tidak mau pensiun dengan alasan bahwa "melayani Tuhan itu tidak terbatas waktu dan usia" padahal saat beliau masih muda seringkali mengkritik pendeta senior yang ogah pensiun). Lihatlah betapa lemah dan rapuhnya mereka, apalagi dalam pekerjaan mereka yang "holy". Namun sekali lagi, bukan bagian kita untuk menghakimi. Itu bagian Tuhan, biarkan Tuhan yang menghakimi. Berdoalah supaya nyata bahwa penghakiman Tuhan itu adil, baik di bumi (sekarang, ketika kasus-kasus ini diproses secara hukum) maupun di surga (nanti, ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya.
Apa yang bisa kita lakukan?
Menurutku hal yang paling menyedihkan ketika membaca berita-berita tersebut adalah reaksi dan komentar orang-orang percaya yang menyudutkan dan menghakimi. Terutama komentar-komentar pedas dari orang-orang Kristen yang berasal dari denominasi gereja yang berbeda dengan gereja-gereja tersebut di atas. Seakan-akan orang-orang ini mau berkata, "Lihat tuh.... Denominasi ini nih selalu gak bener... Kerjaan pendeta-nya korupsi melulu.... Gak heran kalo Pak Alex (sapaan untuk Pdt Abraham Alex Tanuseputra), ngundang Kong Hee ke gerejanya, lah mereka sama aja... Blablablabla..."
Sebenarnya merupakan hal yang wajar ketika ada kemarahan timbul dari kalangan orang percaya. Ada kekecewaan, sakit hati, bahkan malu juga. Namun apa yang kita rasakan sebagai jemaat, bukan suatu excuse untuk menghakimi mereka. Tuhan tahu dan sedang bekerja sekarang. Bukan bagian kita untuk menghakimi, mencela, apalagi menyebarluaskan berita-berita tersebut untuk menjatuhkan denominasi gereja tertentu.
Sekitar 3 minggu belakangan, Roh Kudus menuntunku untuk benar-benar mengerti dan memandang semua orang sebagai orang-orang berdosa. Tidak ada orang baik ataupun orang jahat, semua manusia telah jatuh dalam dosa dan bernatur dosa. Itu sebabnya orang percaya pun masih bisa jatuh dalam dosa. Selama 3 minggu terakhir ini, Roh Kudus menuntunku untuk menghafalkan Mazmur 51 tapi dalam New International Version. Daud menyadari bahwa ia memiliki natur dosa dengan berkata, "... my sin is always before me... Surely I was sinful at birth, sinful from the time my mother conceived me."
Tuhan telah mengirimkan teguran melalui Nabi Natan, dan sekalipun Daud telah bertobat, konsekuensi dosa tetap ia tanggung. Dengan cara-Nya sendiri Tuhan menunjukkan keadilan-Nya. Namun bukan berarti orang lain berhak mengusik Daud, yang adalah orang yang diurapi. Daud sangat memahami hal ini. Kita ingat, sebelum dia menjadi raja, ada beberapa kesempatan yang diperoleh Daud untuk membunuh Saul. Sekalipun Daud tahu Saul telah berdosa di hadapan Tuhan, sekalipun Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul, bahkan Tuhan sudah tidak berkenan pada Saul lagi, tetapi Daud memilih untuk tidak mengusik orang yang diurapi Tuhan.
Sebagai manusia berdosa, seorang hamba Tuhan bisa jatuh dalam dosa, apapun bentuknya. Biasanya yang paling heboh adalah yang menyangkut keuangan (korupsi, penggelapan dana, bahkan kolusi dan nepotisme), skandal sex (ini juga banyak terjadi pada hamba-hamba Tuhan ternama), dan rebutan tahta (contohnya seorang pendeta besar di Jakarta sudah waktunya pensiun tapi tidak mau pensiun dengan alasan bahwa "melayani Tuhan itu tidak terbatas waktu dan usia" padahal saat beliau masih muda seringkali mengkritik pendeta senior yang ogah pensiun). Lihatlah betapa lemah dan rapuhnya mereka, apalagi dalam pekerjaan mereka yang "holy". Namun sekali lagi, bukan bagian kita untuk menghakimi. Itu bagian Tuhan, biarkan Tuhan yang menghakimi. Berdoalah supaya nyata bahwa penghakiman Tuhan itu adil, baik di bumi (sekarang, ketika kasus-kasus ini diproses secara hukum) maupun di surga (nanti, ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya.
Apa yang bisa kita lakukan?
- BERDOA. Doakan agar iman orang-orang percaya tidak menjadi goyah karena peristiwa-peristiwa yang menyangkut para hamba Tuhan baik yang dibahas di media secara publik, maupun yang terjadi dalam gereja lokalmu. Doakan supaya melalui sikap dan respon orang-orang percaya menyikapi kejadian-kejadian ini, pengampunan boleh dinyatakan bagi para hamba Tuhan tersebut. Doakan supaya dalam peristiwa terburuk sekalipun, nama Tuhan tetap dimuliakan. I remember Ps. Andrew said, "Jesus Christ is glorified even in your faulty obedience." Berdoalah untuk proses hukum dari kasus-kasus tersebut, supaya keadilan Tuhan boleh dinyatakan.
- MENGAMPUNI. Ya, ampuni mereka yang mengecewakanmu. Pemimpinmu, pendetamu, mentor rohanimu. Pengampunanmu akan menunjukkan kasih Kristus yang sejati. Ketika di atas kayu salib Tuhan Yesus berkata, "Sudah selesai", itu berarti semua urusan dosa yang dilakukan para hamba Tuhan juga sudah selesai, jadi kenapa kita mesti menghakimi? Ampunilah, seperti Bapamu yang di surga juga mengampuni.
- BERSAKSI. Saksikan pada orang-orang di sekitarmu mengenai kasih dan pengampunan yang Tuhan berikan (Dia menerima mereka yang berdosa dan memberi mereka jaminan keselamatan serta hidup baru yang kekal), ceritakan keadilan yang Tuhan nyatakan (Dia menghajar orang yang dikasihi-Nya).
15 comments:
Dulu saya bergereja di Graha Bethany Nginden itu juga selama 9 bulan.
Yah, memang menyedihkan melihat banyak orang denominasi tertentu malah kelihatan senang terhadap berita ini, seakan ingin mengatakan "tuh kan, dari dulu saya kan sudah bilang pendeta ini tuh sesat, gereja ini tuh sesat, denominasi ini tuh sesat, bagusan gereja dan denominasi saya, dsb". Contoh nyata betapa tubuh Kristus sudah terpecah belah sekarang. Padahal Pak Alex itu membawa nama Kristen, bukan nama denominasi. Berita tersebut bukan mempermalukan nama denominasi tertentu, namun mempermalukan orang Kristen secara keseluruhan; orang-orang non Kristen tidak pernah memperhatikan masalah denominasi-denominasi gereja.
Ada 1 hal yang mungkin bisa saya tambahkan mengenai apa yang bisa kita lakukan: jadikan ini sebagai pelajaran. Dari dulu sudah terlalu banyak gosip buruk mengenai keuangan gereja bethany itu. Itu sangat wajar karena keuangan gereja dikuasai pak Alex sebagai pendiri dan gembala sidang gereja, dan tidak ada yang bisa menggoyahkan posisi tersebut; sehingga gereja bethany bagaikan sebuah perusahaan bisnis dengan pak Alex sebagai CEO nya. Ini yang harus segera diubah, mengingat banyak gereja lain pun juga masih mengadopsi pola yang sama. Seharusnya keuangan dikelola oleh para majelis/penatua, jangan pernah biarkan 1 penguasa tunggal menguasai keuangan gereja sendirian.
Thanks Paulus.
Akan lebih baik lagi sih kalau ada pertanggungjawaban ke jemaat.
Di HMCC, selalu ada Congregational Meeting di mana seluruh covenant-members of the church diberi laporan secara terbuka mengenai keuangan gereja. Lalu setiap orang punya hak untuk mempertanyakan secara langsung ke mana dan bagaimana uang gereja dipergunakan. Lalu memang ada tim yang khusus menangani, namanya Stewadship Team.
Di beberapa gereja juga ada yang bahkan mencantumkan dalam warta, itu juga baik.
Ada satu comment lagi yang tidak saya publish di sini karena bukan komentar yang membangun, melainkan kritik penuh emosi yang akan semakin melemahkan iman kita, serta membuat kita semakin terpecah belah.
Seorang yang jatuh dalam dosa tidak membutuhkan penghakiman dan celaan dari orang-orang sekitarnya. Juga bukan penghukuman dari orang-orang yang tidak berwajib dan tidak berkepentingan (lagipula dalam kasus di atas, pihak berwajib sudah turun tangan, mengapa kita masih tidak puas dan ingin menghakimi?). Justru seringkali ketika kita menghakimi, sebenarnya kita menutup suatu kesempatan bagi seseorang untuk datang kepada Tuhan dan bertobat. Biarkan Tuhan yang menghukum mereka yang mengecewakanmu. Sekali lagi bukan bagian kita untuk menghakimi, apalagi menghukum orang lain.
Hontosua Lambert said...
Persepuluhan yang benar ada di Ulangan 14: 22-29: “Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil….(29) maka orang Lewi, ,,,orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya Tuhan Allahmu memberkati engkau di dalam segala usaha…
Karena itu saya menentang keras setiap upaya penyelewengan persembahan persepuluhan yang dipraktekkan oleh banyak pendeta masa kini, mereka hidup bergelimangan harta, padahal masih banyak anak2 di gereja yg putus sekolah, janda2 tidak diperhatikan, dan yg sakit tidak bisa berobat. Sementara itu banyak Pendeta memiliki mobil mewah, Villa, Mansion, dan asset2 berharga di luar negeri. bagaimana nih PGI????????????
Akan lebih baik lagi kalau ada usulan/masukan/kritik yang langsung pada sasaran, sehingga menjadi teguran yang membangun. Jadi kenapa tidak menghubungi PGI? :)
aku pernah tanya kepada seorang pendeta, bagaimana sih menentukan standar hidup layak seorang pendeta, seorang buruh pabrik saja punya standar hidup layak. kenapa pendeta tidak. misalkan mengenai baju, kisaran harga brapa yg layak?? sepatu kisaran brapa yang layak??? kalau tidak ada standar hidup layak, maka berapapun uang yang dikumpulkan akan tidak cukup bagi seorang pendeta & keluarganya yang pada akhirnya akan tejadi penumpukkan kekayaan secara pribadi.
Hi Andy! Pertanyaanmu bagus :)
Aku rasa secara prinsip Firman Tuhan bicara juga tentang hal ini. Aku ingat Rasul Paulus pernah mengucapkan terima kasih kepada jemaat atas kiriman uang yang mereka berikan untuk mendukung pelayanannya dan menunjang kebutuhannya sehari-hari. [aku jadi terinspirasi untuk mencari tahu lebih banyak bagaimana secara prinsip Firman Tuhan bicara tentang bagaimana seharusnya seorang hamba Tuhan hidup. thanks Andy!]
Memang benar tidak ada harga khusus untuk barang-barang yang dimiliki seorang pendeta. Lagipula siapa kita untuk menentukan anggaran belanja pendeta kita? :)Selain itu, menjadi pendeta kaya bukan dosa. Jadi pendeta miskin juga bukan dosa (beberapa pendeta miskin dianggap sangat berdosa sehingga Tuhan menghukumnya secara finansial). Kekayaan atau kemiskinan tidak menjadikan seseorang berdosa. Seseorang berdosa karena ia manusia berdosa.
Namun memang sebaiknya dengan hikmat Tuhan, setiap gereja menentukan seberapa besar mereka akan menghargai dan menunjang hidup hamba-hamba Tuhan yang melayani di gereja. Jangan sampai terlalu berlebihan sehingga menjadi batu sandungan, tetapi juga jangan kekurangan sehingga para hamba Tuhan tersebut pontang-panting berusaha memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka dan tidak lagi fokus 100% melayani Tuhan.
Maaf untuk Junus Natan. Komentarnya tidak saya publish.
Di dalam Alkitab disebutkan "jangan menghakimi". Tidak ada "silakan menghakimi bila tidak subjektif". Kita boleh menyatakan kesalahan, tapi tetap BUKAN bagian kita untuk menghakimi.
Hmmm... Kalau menurut ak pdt kaya sampai punya mobil super mewah atau villa atau aset puluhan miliar itu blm tentu didapatkan dr uang perpuluhan bisa jadi itu dr persembahan kasih pengusaha2 kaya yg mereka layani, cth ada pendeta mendoakan anak pengusaha yg sakit ternyata sembuh , lalu sbg ucapan terima kasih pengusaha ini ajak sang pdt ke dealer mercy Dan disurulah pdt tsb untuk memilih, ada lagi pengusaha yg bisnis nya macet minta didoakan Dan ternyata goal proyeknya Dan dia berdoa Tuhan berapa ak harus kasih ke pdt itu , Tuhan jawab sekian M, Dan seperti yg kita tahu pendapatan miliaran sebulan bagi pengusaha kaya di Indonesia itu cukup banyak loh apalagi di jkt jadi Apa artinya mereka memberi miliaran ke hamba Tuhan. Jadi Jgn menghakimi dulu kita ndak tahu apalagi untuk organisasi sebesar bethany yg pos pengeluarannya banyak yg dipegang bukan 1 atau 2 penanggung jawab atau bendahara. IMHO
Di GKI, semua pendeta di gaji bulanan dari uang persembahan, dan pengeluaran lainnya di awasi oleh seluruh majelis/penetua.
di audit,yuk..diaudit..bersih ato pake uang jemaat???
Aku pribadi sih melihat, sebagai jemaat Bethany dan terlibat dalam pengaturan resmi di pemuda di malang, memang ada something ga beres, pokoknya tetap doakan.. Sebenarnya kalau saling cela malah ga bakal hidup dengan baik kedepan... Memang banyak pandangan miring tentang Bethany.. But kita harus tetap pada yang Alkitab katakan, kalau kita mau menegur dan menghakimi, maka itu ukuran dan takaran juga bakal dipakek pada kita.. Stay pray pada gereja denominasi apapun.. Aku memiliki mimpi ga ada gereja denominasi lagi.. Chruch is one, God is the King. Biarkan dia yang memimpin.. Itu kuncinya.. Simple ga ribet. Manusia selalu membuat ribet karena kebiasaan mereka yang suka bersungut2... Ntar kaya bangsa Israel dulu jadinya..
So Stay pray, keep faith in Jesus Christ.. Peristiwa ini rentan membuat orang menjadi murtad... Ya begitulah.... Let's make a pray..
Tuhan kami percaya penuh padamu. Kami percaya bahwa Yesus Kristus adalah penyelamat kami, banyak hal yang terjadi dalam gereja-gereja, yang umat tidak mengetahui'nya, tetapi biarlah kuasa-Mulah yang bekerja atas kami, biarlah kehendakmu yang bekerja atas kami, jangan biarkan kami berada dalam kondisi semakin tertekan dengan keadaan gereja seperti ini, tetapi bantulah, kuatkanlah iman kami, bekerjalah dalam kami, untuk terus mewartakan injil kemanapun. Kami tahu manusia adalah makluk yang jatuh dalam dosa, sama seperti raja daud dan salomo, tetapi kami berdoa untuk saudara seiman kami, bapak alex dan keluarga, biarlah kehendakmu yang bekerja atas mereka... Inilah doa sederhana kami. Kamu serahkan penuh kepadaMu.. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Halleluya. Amin
mungkin kalau ada waktu bisa kunjungi http://benyamin90.heck.in/
teman-teman, aku minta bantuan doa ya buat gerejaku Bethany :) God Bless You all
Sebuah ulasan yg cukup menyejukkan & sekaligus mencerahkan...
Semoga Tuhan menjadikan Anda lebih bijaksana lagi...
Salam kasih dari saya...
Antara menghakimi,dan menasehati beda2 tipis.Tapi kalau tujuannya menasehati bukankah itu perintah nTuhan,bahkan kalau kita berdiam diri masa bodoh bukankah kita yg berdosa.Tapi kalau kita pelajari Firman yg keluar dari mulut T.YESUS mengenai
kekayaan materi ,tentu pasti kita bisa menilai Imannya pdt ini bagaimana.Ingat RASUL2 bahkan YESUS sendiri adalah miskin,utk meletakan kepalanya tdk ad tempat,Paulus sampai jual tenda utk makan.Apakah mungkin kekayaan materi ,juga bisa memiliki kekayaan iman.Cth Orang muda kaya.Yesus:Jng engkau kumpulkan harta didunia,buat apa engkau memiliki seisi dunia tapi kehilangan nyawa,org kaya sukar masuk surga,kekayaan adalah penipu,Sekarang bnyk Pdt berpijak kpd Mamon ,juga kpd Tuhan sekaligus.
sebenarnya menghakimi dan menasehati perbedaannya sangat besar.
menghakimi berarti kita hanya ingin menyatakan kesalahan dan memberikan sanksi.
menasehati berarti kita ingin membangun orang lain supaya jangan ia jatuh lagi. menasehati juga seharusnya dilakukan secara personal, langsung ngomong ke orangnya, bukannya bikin gosip.
Tentu teguran diperlukan, tapi bukan untuk dibicarakan dan dicibirkan secara publik.
Memang Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa sukar bagi seorang kaya untuk masuk dalam kerajaan surga. Selain itu tidak mungkin seseorang dapat mengabdi kepada dua tuan. Tidak mungkin seseorang bisa mengabdi kepada Tuhan dan mamon.
Namun Alkitab memberikan sebuah contoh bahwa orang yang mempunyai kekayaan materi juga bisa memiliki kekayaan iman yang luar biasa.
Abraham dipanggil keluar dari Ur Kasdim bukan dalam keadaan melarat, melainkan kaya raya. Tuhan bahkan mengaruniakan lebih banyak kekayaan lagi kepada Abraham.
Yakub juga seorang yang miskin setelah lari dari rumah karena takut dibunuh oleh kakaknya, Esau. Namun ia juga diberkati Tuhan baik secara rohani maupun jasmani.
Ayub pun demikian. Dia seorang yang sangat kaya raya, namun Alkitab mencatat bahwa ia sangat saleh.
Menjadi kaya tidak salah, bahkan Tuhan bisa memberkati dengan kekayaan jasmani. Tetapi cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan.
Post a Comment