Friday, February 22, 2013

Respectable Sins: Confronting The Sins We Tolerate

Sebenarnya aku berniat tidur lebih cepat semalam, tapi karena sorenya sudah tidur sekitar 2 jam-an, malamnya jadi susah tidur. Jadi aku coba cari buku yang ada di atas lemari dekat tempat tidur dan mendapati sebuah buku baru yang belum dibaca. Judul aslinya Respectable Sins: Confronting The Sins We Tolerate karangan Jerry Bridges. Aku punya versi terjemahannya, dengan gambar sampul kayak di bawah ini. Cari aja di Gramedia harusnya ada kok... Terbitan Pionir Jaya. Kalau tidak salah harganya sekitar Rp 35000,-. Sangat terjangkau, bahkan murah.


Sedemen-demennya baca buku-buku Kristen, awalnya aku sama sekali tidak berniat membaca buku ini, apalagi sampai beli. Jujur aku lebih suka buku-buku Kristen dengan topik yang lebih bernada positif, bukan dosa melulu dari awal sampai akhir. Kesan pertama lihat buku ini sih, rasanya terkesan seperti ulasan buku doktrin dosa. (Hoooeeeekkk....) Selain itu, aku jadi semakin tidak berminat karena sebenarnya untuk beli buku ini aja aku nggak rela. Hehe.. Ceritanya, pihak TC beranggapan bahwa buku ini sangat bagus, very high recommended buat mahasiswa TC. Therefore, semua mahasiswa diwajibkan untuk membeli. Memang sih kita dikasih harga produksi cuma Rp 17500,-, which is sooooo cheap!! Tapi, yang namanya "diwajibkan", rasanya seperti dipaksa. Anugerah harga murah jadi tidak disyukuri. Jadi selama beberapa bulan terakhir, buku itu tidak lebih dari sebuah pajangan. Malah plastik bukunya baru aku buka ketika ada Morning Devotion bersama Bu Connie dan beliau minta kami bawa buku ini (ogah-ogahan banget lah waktu itu!). Trus sempat kita baca yang bab 4-nya tapi yah.... asal melintas aja di depan mata gitu.

Semalam aku coba baca dari pendahuluannya, lalu lanjut bab 1, bab 2, bab 3... Hoho.. Malah keterusan dan keasyikan bacanya. Ternyata isinya bagus. Bahasanya juga tidak berat. Menurutku pembaca yang tidak punya background teologi yang dalam juga bisa menikmati buku ini kok. Mudah untuk dimengerti dan tidak abstrak. Malah sangat "mendarat" (pinjam istilah Bu Connie.. hehe..).

Singkatnya, buku ini membahas mengenai dosa-dosa yang seringkali kita anggap pantas dan bisa ditoleransi. Dosa-dosa ini secara mendalam mengakar dalam hidup orang Kristen, dianggap wajar, bahkan kadang-kadang tidak diperhitungkan sebagai dosa. Bagus banget lah, sangat membuka pengertian kita akan dosa, terutama akan dosa-dosa terselubung.

Saat baca buku ini, aku jadi ingat kasus yang lagi heboh dan sempat aku posting beberapa hari lalu mengenai Pdt. Abraham Alex Tanuseputra. Menanggapi kasusnya, banyak orang yang lantas dengan marah. Kalo menurut Jerry Bridges, kasus-kasus dosa yang sampe diangkat ke publik gitu pantas sih bikin orang marah. Masalahnya adalah seringkali kita begitu mudah marah pada dosa-dosa yang demikian besar dan merugikan rakyat tetapi menganggap enteng dosa-dosa yang kelihatannya bisa ditoleransi, misalnya gosip.

Bab 1 adalah bagian yang membuatku lanjut baca ke bab-bab berikutnya. Menariknya di bab 1 ini, Jerry Bridges membahas mengenai "orang-orang kudus" yang disebutkan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus yang terkenal kacau balau itu. (Kalo kata orang Surabaya tuh ndak karu-karuan. Hehehe.... ).
Yang disebut "orang-orang kudus" bukan berarti bersih tanpa dosa, justru mereka adalah orang-orang berdosa, yang dipanggil oleh Allah, dipisahkan bagi kemuliaan-Nya. Jadi setiap orang Kristen adalah orang kudus, entah dia dewasa rohani atau masih bayi rohani. Lebih jelasnya baca sendiri ya.

Bab kedua membahas dosa-dosa yang terselubung, mengapa sampai terselubung, akibatnya, dan bagaimana dosa-dosa tersebut di hadapan Tuhan, apa saja bentuknya, bagaimana biasanya orang Kristen memiliki dosa-dosa ini tapi gak sadar. Malah banyak yang menyangkal kalau perbuatan-perbuatan dan sikap hati tertentu juga merupakan dosa. Because everybody do it.

Bab ketiga membahas keganasan dosa. Kalau bab 2 itu garis besarnya mengemukakan apa itu dosa terselubung, maka bab 3 membahas betapa ganasnya dan berbahanya dosa-dosa yang terselubung ini. Ngeri lah bacanya. Dari bab 3 ini aku baru menyadari betapa sesungguhnya aku pun memiliki dosa-dosa yang terselubung tetapi dengan angkuh menganggap diri "bebas" dari dosa-dosa itu. Sebenarnya secara pribadi aku merasakan dampak dosa yang terselubung ini dan sudah merasakan keganasannya. Sudah tersungkur juga di hadapan Tuhan. Membaca buku ini membuatku merasa Roh Kudus bicara secara pribadi kepadaku mengenai isu hatiku saat ini terkait dengan pergumulanku untuk mengampuni diri sendiri, ketidakfokusanku sama Tuhan dan gimana Tuhan meng-expose siapa diriku saat awal masa lent minggu lalu. Di akhir bab 3 aku berhenti baca. Capek karena merasa "ditelanjangi" dengan setiap kata-kata yang tertulis di buku itu. Aku merasa menyesaaaaaaaaaaal kenapa baru sadar betapa aku sudah jatuh begitu dalam bahkan sebelum "fenomena"-nya muncul. Merasa berdooooooooooooosaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Tapi yah... penyesalan selalu datang terlambat. Puji Tuhan, pertolongan-Nya tidak pernah terlambat!! \(^-^)/v

Kalau nggak salah di bab 3 itu juga, Jerry Bridges berjanji setelah membahas segala sesuatu yang buruk mengenai dosa, ia akan membahas kabar baiknya pada bab-bab setelah pembahasan dosa-dosa ini selesai. Aku ingat Jerry Bridges menyebutkan bahwa setelah kita mengetahui betapa buruknya dosa dan siapa kita yang berdosa ini di hadapan Tuhan, kita akan lebih bisa menghargai kabar baiknya (pastinya Injil!). Nah, silakan cari bukunya kalau mau tahu kelanjutannya ya. Semoga bisa jadi berkat yang mengoreksi dan membangun pribadi kita.

PS: Siapa tahu bisa jadi referensi juga bagaimana harusnya kita memandang orang-orang Kristen yang mengecewakan kita :-)

PS 2: I just found the summary of this book in English.

No comments:

Post a Comment