Sunday, March 24, 2013

Behind the SKRIPSI: Part 1 - He remains faithful!

Setiap mahasiswa/i tingkat akhir pasti bergumul dengan skripsi. Sejak Juli 2012 lalu, skripsi menjadi salah satu beban pikiran yang utama. Selama internship 4 bulan di Batam, aku harus melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)/Classroom Action Research (CAR) yang menjadi bahan penulisan skripsi. Bersyukur, skripsiku sudah terkumpul hari Jumat (22/3) lalu! Masih ada sidang tanggal 4 April 2013 nanti, tapi aku bersyukur satu langkah sudah dilalui! Yeeeey!!! Ada banyak pergumulan, doa, bahkan air mata, namun yang pasti selalu ada Tuhan yang setia dibalik pengerjaan skripsi ini. Jadi selama beberapa minggu ke depan, aku mau coba tuliskan pergumulan-pergumulanku bersama dengan Tuhan. Kebenaran yang sesungguhnya adalah bahwa Tuhan yang telah dan terus bersamaku. Dia tetap setia, bahkan ketika aku tidak setia.


Secara tidak sadar, pelan tapi pasti aku mulai meninggalkan fokusku pada Tuhan ketika aku mulai semakin menyesuaikan diri di Batam. Ketika sekarang aku melihat ke belakang, bagiku terasa sangat mengerikan. Benar-benar aku tidak sadar kalau fokusku pada Tuhan sudah semakin berkurang. Setiap pagi aku bangun, berdoa, saat teduh.... Sama sekali tidak seperti seseorang yang kehilangan fokusnya kepada Tuhan. Namun itulah yang terjadi. Sedikit demi sedikit aku mulai mengalihkan pandanganku pada diriku sendiri atau orang-orang di sekitarku, dan melupakan Tuhan. Sekali lagi, yang mengerikan adalah bahwa aku tidak menyadarinya!!

Setahun sebelum internship, kami sudah mendapatkan kelas education methodology research yang merupakan bekal untuk melakukan PTK dan menuliskannya dalam bentuk skripsi. Namun ketika berada di lapangan, semua teori seakan runtuh. Rasanya waktu itu bener-bener blank.... Nggak tahu harus ngapain, nggak tahu gimana caranya bikin indikator, bikin instrumen yang tepat, dll. Bener-bener lost! Selain itu aku hanya mendapat kesempatan mengajar 2x seminggu yang kemudian dikurangi menjadi sekali seminggu, dalam satu kelas dan satu mata pelajaran. Dengan kata lain, waktu dan kesempatan yang aku punya jadi terbatas; belum lagi dipotong acara sekolah, hari libur, bahkan ujian sekolah.

Terdesak oleh waktu, aku berusaha membuat PTK-ku yang totally messed up while it was conducted in the classroom! Suatu waktu laptopku ngambek nggak mau nyala, padahal bahan ngajar ada di laptop dan aku sudah berencana pake power point presentation dan science videos. Di waktu lain, aku menulis di whiteboard dengan permanent marker. Akibatnya beberapa menit di kelas terbuang untuk menghapus tinta dengan thinner. Somehow, a student brought it! Thanks God! Ada kalanya alokasi waktuku tidak tepat sehingga waktunya jadi nggak cukup. Anak-anak tidak punya cukup waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan.

Ada dua PTK yang aku kerjakan, dan PTK yang akhirnya aku pakai adalah PTK kedua, yang dikerjakan dua minggu sebelum berakhirnya internship. Dikerjakan juga dengan sangat terburu-buru setelah mengetahui bahwa acara sekolah, libur, dan ujian, menyita waktuku untuk mengajar di kelas. Aku ingat 2x menangis karena tidak yakin bisa mengerjakan PTK-ku dengan baik, hampir menangis saat mentorku bersikeras bahwa tidak mungkin ada waktu lain lagi selain dua pertemuan terakhir dan beliau tidak bisa memberiku kelas lain dengan alasan sudah report ke dosen pembimbing lapangan-ku kalau aku hanya mengajar kelas 5 (seharusnya bisa aja sih beliau kasih aku kelas yang lain, toh tidak ada batasan, dan sebenarnya suka-suka mentor mau memberi pekerjaan seberapa banyak). Namun aku bersyukur dengan keterbatasan ini justru sekarang aku bisa melihat kuasa penyertaan Tuhan bekerja secara nyata dan sempurna!

Aku bersyukur dosen pembimbing lapangan-ku cukup tenang dan bijaksana. Ketika aku mengungkapkan pergumulan dan permasalahan yang kuhadapi di dalam kelas, beliau menyikapinya dengan sangat positif. Selama beberapa jam dalam waktu kunjungannya ke Batam, beliau membantuku untuk berpikir dan mengolah PTK-ku sehingga sekalipun cukup kacau dan banyak kekurangan di sana sini. Akhirnya PTK-ku bisa tetap berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Beliau banyak menolongku untuk berpikir secara terbuka dan positif. Ketika aku mengeluhkan berbagai kesulitanku, beliau dengan tenang menghiburku dan mengatakan bahwa tantangan yang kuhadapi adalah persoalan biasa, yang tidak melebihi kekuatan mahasiswa/i keguruan. Jadi aku terus maju dengan PTK-ku, dengan 2 pertemuan yang tersisa, dan durasi jam pelajaran yang dikurangi karena adanya perubahan jadwal pelajaran di sekolah.

Setelah kembali dari Batam, aku begitu kuatir dan takut, tidak tahu bagaimana harus mengolah setiap data yang berantakan ini untuk ditulis menjadi sebuah skripsi. Aku ingat ketika pertama kali bimbingan skripsi pada bulan November 2012 lalu, dengan penuh keraguan, aku ceritakan pada dosen pembimbingku apa yang sudah kulakukan. Puji Tuhan, Dia memberiku dosen pembimbing yang sangat positif. Tidak sekalipun beliau mematahkan semangatku, sebaliknya sangat mendukungku untuk terus maju. Sama seperti dosen pembimbing lapangan-ku, beliau juga sangat mendukung dan menolongku untuk berpikir positif dalam pengerjaan PTK-ku. Memang ada kekurangan, namun bukan berarti PTK-ku tidak bisa dijadikan skripsi, seperti yang kutakutkan sebelumnya.

Pada saat-saat seperti ini aku beberapa kali berdoa, menangis, dan berseru di hadapan Tuhan, namun sekali lagi tidak menyadari betapa tidak setianya aku kepada Tuhan. Fokusku dalam pergumulan ini bukan kepada Kristus, melainkan diriku sendiri. Namun Tuhan tetap setia. Terbukti dari dosen-dosen yang Dia tetapkan untuk membimbingku selama internship dan pengerjaan skripsi, dan bagaimana akhirnya PTK-ku bisa dijalankan dan dijadikan skripsi di tengah-tengah begitu banyak keterbatasan.

Kalau kamu yang membaca postingan ini sedang memulai atau akan memulai pengerjaan skripsi, apapun jurusan kalian, aku benar-benar MENDESAK agar kalian memulainya dengan fokus kepada Tuhan, bukan kepada skripsinya. Skripsi hanyalah perkara kecil dibandingkan dengan hubungan pribadimu dengan Tuhan yang mempunyai nilai kekekalan. Jadi ketika kamu melihat dan merasa bahwa pergumulanmu menghadapi skripsi begitu BEESSAAAAAAAAARRRR, hati-hati untuk tidak melihat skripsi lebih besar daripada hubungan pribadimu dengan Tuhan!!!

Ingat, skripsi boleh menyita banyak ruang dalam pikiranmu, jam demi jam dalam hari-harimu, energi-energimu yang positif, emosi-emosimu, bahkan air matamu; tetapi skripsi tidak boleh menyita hubungan pribadimu dengan Tuhan! Thanks God, for nothing can separate us from God's love! Jadi ketika aku tidak setia dan hilang fokus, Dia tetap setia dan aku tetap ada dalam kasih-Nya! That's definitely a grace!
 
Thanks God for using this SKRIPSI to bring me nearer to you! I am so thankful to know that God the Father remains faithful when I was and am faithless. Thanks to God the Son; for always be the Center of it all and always be glorified even in my faulty obedience. And thanks to God the Holy Spirit for always directing my focus to Jesus.

13 if we are faithless,
   he remains faithful,
   for he cannot disown himself
(II Timotius 2)

Behind the SKRIPSI - Part 2

No comments:

Post a Comment