Kemarin malam saat menghadiri seminar DR. Ravi Zacharias, beliau mengatakan bahwa pain adalah bukti kasih Allah. Bisa merasa sakit dan mengalami kesukaran sungguh merupakan anugerah kasih Tuhan, supaya kita berhati-hati dalam menjalani hidup yang Dia percayakan. Tanpa adanya kesulitan dan penderitaan, kita akan merasa seakan-akan diri kita adalah Allah dan merasa tidak butuh Tuhan lagi. Itu yang akan terus menenggelamkan kita dalam dosa. Sebab sejak mula kejatuhan, manusia ingin menjadi sama seperti Allah
Entah berapa kali aku berusaha mengatur dan mengontrol hidupku sendiri. Lupa bahwa Kristus telah menjadi penebusku dan Dialah satu2nya pribadi yang berkuasa atas hidupku. Dengan kata lain, hidupku sudah bukan milikku sendiri lagi. Time management-ku seharusnya bukan lagi berpusat pada kepentingan diriku sendiri, melainkan harus berpusat kepada Tuhan!
Pagi ini Bu Connie berulang kali menegaskan agar setiap kami memikirkan secara serius segala sesuatu, "Is it worthy for the gospel of Christ?" Sebagai orang percaya, seringkali kita percaya saja, malas untuk berpikir secara mendalam. Aku suka slogan RZIM yang kubaca semalam: Helping the believer think and helping the thinker believe.
Seringkali aku bertindak dan berbicara tanpa berpikir. Sama sekali tidak Christ-centered, melainkan self-centered. Lebih mudah untuk memikirkan diri sendiri daripada Kristus. Sungguh aku harus memuji Tuhan, kalau Dia izinkan kesulitan hadir dalam hidupku, supaya aku berpegang kepada-Nya. Bahkan ketika aku sudah melakukan apa yang benar sesuai dengan Firman Tuhan, aku bersyukur sekarang bahwa Tuhan masih mengizinkan adanya kesulitan dan penderitaan yang sekarang ada dalam hidupku.
Thanks God for allow bad things happen to good people (like Job) and You're still good all the time!
Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup yang mulus2 saja, but for I know that my Redeemer lives, I know who holds tomorrow! Hanya jika kita tahu persis siapa Kristus dan betapa besar kasih dan pengorbanannya bagi kita; serta tahu betul siapa diri kita di dalam Kristus dan apa panggilan serta tujuan kita di dalam Dia, maka kita tidak perlu takut menghadapi hari esok!
Rejoice in the Lord! Again I say, REJOICE!
2 comments:
Wow.... Kamu ke seminar Ravi Zacharias?
Wew... aku juga pingiiiiinnnn..... T.T
Beruntung sekali kamu, bisa bertemu langsung dengan salah 1 ahli perbandingan agama, penginjil dan apologet terbaik dunia saat ini seperti Ravi Zacharias..... Aku sangat kagum dengan buku-bukunya dan perjalanan hidupnya itu, aku selalu mengutip pandangan Zacharias di artikel-artikelku....
Iya.. hehe.. It was a previlege! Smua mahasiswa di TC diwajibkan ikut seminar Ravi Zacharias.. Wktu seminar beliau bawainnya dengan bahasa yang sangat sederhana tapi sangat mendalam :)
Post a Comment