Kira-kira jam 5 sore, aku terima SMS dari Jennifer. Isinya seperti ini:
Mr.Jeffry [anak TC S2 4th cohort] yg masuk RS meninggal krn ttembak dperutnya..thx.Gbu
Aku kaget, heran, ga percaya. Sampai beberapa menit kemudian ada SMS serupa yang aku terima dari Ce Defvi. Baru aku percaya dan forward SMS tersebut ke teman2 lain juga. Khususnya teman2 seangkatan.
Sulit dipercaya, Kak Jeffry yang seangkatan sama aku (walaupun beliau S2), sempat satu care group juga.... Sekarang sudah tiada karena peluru yang bersarang di perutnya akibat kerusuhan sore tadi.
Selama 2,5 jam berikutnya, aku sibuk SMS-an dengan teman2. Berita demi berita beredar.
Pukul 20.00, kami 4th Cohort students berkumpul di basement dan berdoa bersama. Sambil berdoa kami mengingat sosok pribadi Kak Jeffry. Sambil berdoa kami merefleksikan juga betapa seriusnya Tuhan memanggil kami menjadi guru Kristen. Bukan sekedar guru biasa, melainkan guru-guru yang memberitakan Injil Keselamatan bagi siswa-siswi kami. Siapa yang tidak tahu harga sebuah pemberitaan Injil?
Aku tersentak waktu menyadari bahwa teman2 dan aku dipanggil untuk menjadi guru seperti Kristus lebih dulu menjadi Guru. Bukan hanya waktu, ilmu, kasih, hati, tenaga, pikiran.... melainkan nyawa juga harus kami berikan supaya banyak orang bisa menjadi murid Kristus!
Sungguh tidak main2 panggilan Tuhan!
Setelah doa bersama 4th Cohort, kami berdoa bersama seasrama. Dari setiap lantai dan angkatan bersama para Dorm Parents, RA, Spv... Semuanya berdoa bersama dari pk 21.00-22.00 di basement dorm. Kami berdoa bersama, mengucapkan syukur dan berkat, menemukan bahwa Tuhan adalah Allah yang berdaulat.
Apapun yang terjadi Tuhan tetap Tuhan. Ia adil dalam kebijaksanaan-Nya. Tuhan yang memberi hidup, Tuhan yang memanggil pulang, terpujilah Tuhan!
Satu hal, aku bertanya pada diriku sendiri, "Am I sure that I want to give my whole life to serve God?"
No comments:
Post a Comment