Saturday, August 27, 2011

Susah Jadi Orang Benar

Siang ini Zilla dan aku terlibat pembicaraan panjang di kamar. Mulanya cuma ngobrol-ngobrol biasa soal TC dan SOW. Aku gak akan ceritain apa yang kami bicarakan. Intinya sih kami sepakat bahwa melakukan apa yang benar itu sulit. Dilema. Lebih mudah untuk kompromi dengan dosa dan pelanggaran-pelanggaran kecil. Tadinya Zilla sempat bilang kalo "Ya ga papa lah.. Kan ga ada yang tau...." Aku juga pernah punya pikiran yang sama kayak dia.Ow.. ow.. God always knows everything! Selain itu, Dia Allah yang kudus, yang tidak mau kompromi dengan dosa sekecil apapun!

Lalu aku ceritakan pengalamanku beberapa minggu lalu. Kalo belum tau, KLIK DI SINI.
Pergumulanku waktu itu betul-betul tidak mudah. Zilla bilang, "Tapi sulit lo kak bisa kayak gitu."
Ya, memang sulit. Melakukan sebuah kebenaran membutuhkan harga pengorbanan yang mahal. Meskipun demikian, pengorbanan itu tidak ada apa-apanya. Morning devotion kemarin pagi Bu Connie mengatakan bahwa apa yang tampak seperti pengorbanan bagi Tuhan sebenarnya tidak ada apa-apanya kalau kita ingat bahwa sesungguhnya kita berhutang pada Tuhan. Jadi memang sudah seharusnya kita melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan tanpa perlu merasa rugi.

Ngobrol.. ngobrol.. ngobrol... Zilla dan aku sempat membicarakan masa depan kami sebagai guru. Betapa banyaknya konsekuensi yang harus kami tanggung sebagai guru Kristen. Kalau cuma jadi guru biasa aja, kami tidak perlu kuatir. Masalahnya, kami dipanggil jadi guru Kristen dan ada konsekuensi yang sangat tidak mudah untuk dijalani. Apalagi kalau kami hidup benar dan jujur. Semakin sulit.

Saat aku berjalan di Taman UPH pada jam makan siang, aku mengambil waktu untuk berdoa di dalam hati. Ngomong sama Tuhan. Betapa sulitnya untuk hidup benar. Ada konsekuensi. Beberapa hal yang dari tadi terus aku pikirkan mengenai melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan:

  1. Dilema: kalo nurut Tuhan ntar bermasalah dengan sesama atau diri sendiri, tapi kalo nurut manusia atau keinginan sendiri berarti berdosa.
  2. Orang-orang terdekat bisa saja menghalangi kita melakukan apa yang benar. Orang-orang ini bisa keluarga, teman-teman dekat, bahkan saudara-saudari seiman!
  3. Gimana kalo cuma kita sendiri yang berdiri untuk melakukan kebenaran sementara orang-orang di sekeliling kita, bahkan orang-orang yang kayaknya rohani justru tidak berani berdiri di atas kebenaran? Belum lagi kalo nobody supports us in doing right! Pertanyaan refleksiku: apakah aku akan tetap melakukan apa yang benar?
Praise the Lord! Sebab Dia mengasihi orang-orang benar. Ini buktinya:

Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; (Mazmur 34:16)

Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. (Mazmur 34:18)

Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu; (Mazmur 34:20)

Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; (Mazmur 37:25)

TUHAN tidak menyerahkan orang benar itu ke dalam tangannya, Ia tidak membiarkannya dinyatakan fasik pada waktu diadili. (Mazmur 37:33)

Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.  (Mazmur 55:23)

Dan orang akan berkata: "Sesungguhnya ada pahala bagi orang benar, sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi." (Mazmur 58:11)

Semalam aku baca buku "Self Talk, Soul Talk" dan mendapati bahwa kata-kata yang diucapkan pada diri sendiri sangat powerful. Jadilah ayat-ayat di atas ini yang aku jadikan self talk soul talk. Hehe...

Sampai hari ini aku masih berjuang untuk melakukan apa yang benar apapun dan bagaimanapun konsekuensinya. Bukan dengan kuat gagahku, melainkan dengan pertolongan Roh Kudus. Ayo hidup benar!



No comments:

Post a Comment