Mau cerita ke ortu, rada gak tega (gak mau nambah beban ortu).
Mau cerita ke temen.. udah malem, ngantuk juga..
Akhirnya aku berdoa. Minta, "Tuhan, jawab aku melalui Firman-Mu."
Dan Tuhan bener2 jawab.
Aku baca 2 Samuel 21. Di situ dikisahkan bahwa bangsa Israel mengalami kelaparan selama 3 tahun berturut2. Berikutnya Daud nanya ke Tuhan dan langsung dijawab. Penyebab kelaparan itu adalah hutang darah. Waktu Saul masih hidup, ia hendak memusnahkan orang Gibeon. Padahal bangsa Israel sudah mengikat sumpah untuk tidak membunuh orang Gibeon. Lalu Daud memanggil orang-orang tersebut dan menanyakan apa yang bisa menjadi penebusan hutang darah tersebut.
Orang-orang Gibeon lalu meminta agar Daud menyerahkan 7 laki-laki dari keluarga Saul untuk dibunuh. Daud merasa sayang untuk menyerahkan Mefiboset. Apalagi dia juga ada perjanjian persahabatan sama Yonatan. Tetapi demi membayar hutang darah itu, akhirnya ia menyerahkan Mefiboset. Setelah tulang-tulang ketujuh laki-laki yang digantung tadi dikuburkan bersama tulang-tulang Yonatan dan Saul, Tuhan mengabulkan doa mereka.
Selesai baca, aku sadar Tuhan ingin aku melakukan seperti yang Daud lakukan. Memang sih aku gak mengalami kasus yang sama dengan Daud. Tetapi Tuhan ingin aku serahkan apa yang kuanggap sayang untuk dilepas. Ini dilema buat aku. Kalo aku nurut sama Tuhan, maka:
Dilema 1: Kalo ortuku tau, aku gak tega. Itu akan nambah beban mereka. Terutama Papa.
Dilema 2: Nyusahin diri sendiri juga.
Dilema 3: Gak ada jaminan kalo aku menyerahkan apa yang kupegang sekarang maka aku akan baik2 aja.
Abis itu ngantukku langsung ilang. Gak bisa tidur. Bolak-balik melulu di ranjang.
Akhirnya aku online sejam. Malah makin stres karena sahabatku yang di Singapore ngributin kepulangannya hari ini gara2 kebanyakan barang. Kuputuskan buat tidur aja. Eh, malah nangis. Udah gitu ga bisa kalem lagi nangisnya. Jadi aku lari ke ruang 507 buat nangis sekenceng2nya di sana.
Sambil nangis sambil ngomong ke Tuhan betapa sedihnya, betapa beratnya, betapa sulitnya nurut apa yang jadi kehendak Tuhan. Aku gak berani melakukan kehendakNya. Malah bikin aku terluka. Dan saat itu tiba2 kebayang Daud lagi. Apa yang Daud rasakan saat ia tahu bahwa ia harus menyerahkan Mefiboset untuk digantung? Apa dia ngerasa sedih? Apa dia nangis saat Mefiboset mati? Gimana dengan dilemanya? Di satu sisi dia punya janji sama Yonatan, di sisi lain hutang darah harus ditebus.
Tidak diceritakan di Alkitab bagaimana Daud bergumul. Apakah dia sedih atau tidak, Alkitab tidak menyebutkan. Hanya dikatakan bahwa Daud merasa sayang menyerahkan Mefiboset, tetapi kemudian diserahkannya Mefiboset. Setelah hutang darah itu lunas, Tuhan mengabulkan doa bangsa Israel.
Aku masih bingung. Gak tau harus gimana. Tau sih harusnya nurut kehendak Tuhan. Tapi itu bener2 gak gampang buatku. Akhirnya karena kecapean nangis, aku balik ke kamar dan tidur.
Waktu bangun pagi, mataku bengkak. Untung sekamar udah pada pergi ikutan UPH Festival. Begitu bangun langsung saat teduh. Baca pasal lanjutan dari bacaan kemaren. Dikisahkan Daud memuji Tuhan. Saat Daud berbuat benar, Tuhan nyatakan keadilan-Nya. Yang jelas-jelas aku tangkep, Tuhan adalah Raja atas kebenaran.
Abis doa, aku merasa sangat digerakkan untuk baca Matius 6. Tuhan bilang, burung pipit dipelihara. Bunga bakung didandani. Dan serasa sangat ditegur pada kalimat, "hai kamu yang kurang percaya". Trus ayat 33 berbunyi, "Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Kenapa aku kasih warna merah untuk kata "kebenaran"? Karena itu yang ngena banget! Tuhan ingin aku hidup benar. Sekalipun itu berarti bayar harga yang mahal. There is a high price for a righteousness.
Aku merasa makin diteguhkan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan, makin dimantapkan untuk hidup benar. Tapi harganya mahal. Aku masih bingung dan merasa sedih. Namun anehnya ada rasa damai, kayak ada harapan. Walaupun jelas2 aku ga liat harapan. Bagiku ini pertanda. Sebuah konfirmasi. Bahwa Tuhan pengen aku bener2 ngelakuin apa yang bener, yang sesuai kehendakNya. Bener2 taat sama Bapa.
Ada upah yang dijanjikan:
- Tuhan mengabulkan doaku. Seperti halnya Daud setelah membayar hutang darah.
- Semuanya itu akan ditambahkan.
Sekarang, tinggal melangkah. Butuh keberanian besar. Butuh penyerahan total sama Tuhan. Jadi inget kata Daud, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya. Sebab Engkau besertaku."
YES! Dia besertaku. Nggak perlu takut. Hari ini harus mulai bertindak. SEMANGAAAAAAT!!!!!
No comments:
Post a Comment