Sunday, August 21, 2011

BERJALAN



by Diannita Dwi Pujiastuti Gazalie on Sunday, August 21, 2011 at 6:19pm

Satu hal yang sayasyukuri selama hidup di TC adalah kebiasaan BERJALAN. Hal yang tidak biasa saya lakukan di kota saya. Rumah saya tidak terlalu besar, jadi untuk makan sayatidak perlu berjalan melalui lapangan dan gedung. Puji Tuhan, orang tua punya sebuah toko sederhana  yang menjual keperluan sehari-hari, sehingga untuk berbelanja tidak perlu berjalan bagaikan ujung dengan ujung untuk mencapai hypermart. Ya, karena saya tidak punya  kendaraan apapun di sini kecuali kaki pemberian Tuhan ini, maka jika masih bisa dijangkau dengan kaki ini, maka lingkungan di sini mengajar saya untuk BERJALAN.

Perlahan-lahan saya menyukai kegiatan ini. Diawali dari semester 1 saat pelajaran Spiritual Formation, Ms. Anne, dosen saya mengingatkan tentang DOA NAFAS. Doa nafas adalah doa yang dipanjatkan di waktu-waktu ketika kita sedang beraktifitas dan tidak duduk diam seperti posisi berdoa pada umumnya. Bagi saya, doa nafas menjadi bagian dari kerohanian saya…dan saya terbiasa melakukannya saat saya sendirian dan sedang BERJALAN.

Rumput-rumput di lapangan itulah yang menemani saya. Hati ini selalu bersyukur setiap kali berjalan melewatinya. Saat pagi, ia menjadi teman sayauntuk berdoa dan berkata, “Selamat pagi Bapa. Terima kasih untuk hari baru ini. Pimpin saya hari ini selangkah demi selangkah seperti saat saya melangkah pagi ini.”
Saat hari mulai sore, matahari terbenam, saya kembali ke asrama dan kemudian seringkali ingatan tentang sepanjang hari ini tentang hal-hal baik yang Tuhan kerjakan, kesadaran atas pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang luar biasa atas diri orang-orang yang saya kasihi di sini, dan tantangan-pergumulan yang hari ini dating…dan kemudian bersyukur, “Terima kasih untuk mengijinkanku menyadari semua hal ini dan tolonglah saya untuk beriman atas pimpinan-Mu”

 Dan…saat senja itu berakhir digantikan malam…maka saya berjalan dan menatap ke langit berharap ada cukup banyak bintang di sana untuk ku pandang dan menikmati keindahannya, lalu kemudian berdoa, “Seringkali saya diijinkan untuk berjalan sendirian. Saya tahu ini bukan tanpa tujuan.  Saya bersyukur untuk momen-momen seperti ini karena saya bisa berbicara pada-Mu.”

Terkadang hanya berkata, “Tuhan tolong saya, Tuhan tolong saya” atau bernyanyi lirih, “Tenanglah kini hatiku, Tuhan memimpin langkahku. Di tiap saat dan kerja, tetap ku rasa tangan-Nya. Tuhanlah yang memimpinku, tanganku dipegang teguh. Hatiku berserah penuh, tanganku dipegang teguh.”  Bagi saya pribadi, doa-doa seperti ini penting dan telah membangun kehidupan kerohanian saya.

Seseorang yang saya temui secara tidak sengaja di sebuah booth Department of Art pada UPH Festival tahun lalu telah meneguhkan saya untuk senantiasa melakukan ini. Dia berkata, “Tidak banyak orang yang mengingat-ingat Tuhan di sepanjang harinya.” Maka dari itu, saya ingin menjadi bagian orang yang disebut ‘tidak banyak’ itu. Saya ingin mengingat-ingat Tuhan di sepanjang hari saya. Saya ingin Ia terlibat langsung di setiap aktifitas saya sepanjang hari itu. Saat saya berjalan, makan, antre, kuliah, belanja, berbincang-bincang, dan aktifitas-aktifitas lainnya.

Saat saya bisa berjalan dan menaikkan doa, saya tahu tidak ada hal yang terlalu sepele atau kecil untuk dibicarakan dengan Tuhan. Saya punya banyak detail-detail dalam kehidupan saya dan saya yakin benar Tuhan yang besar itu ada dalam perkara-perkara kecil dalam hidup saya, termasuk saat saya sedang BERJALAN. Selamat menikmati waktu-waktu Anda untuk BERJALAN…  :-) 


2 comments:

Novi Kurniadi said...

Ini juga yang aku rasakan :)

PS Holic said...

terimakasih untuk sharingnya iia ;)

http://www.psholic.com/2011/01/james-ponds.html

Post a Comment