Friday, April 26, 2013

Behind the SKRIPSI - Part VII: Comforted in His gentle arms

Sejak status kelulusanku di-pending, ada banyak dukungan yang aku terima. Di hari yang sama aku terima beberapa SMS, trus 4 orang teman juga datang ke kamar untuk mendengarkanku dan mengobrol. Hari itu aku juga kasih kabar ke ortu dan dengan tenangnya Mama bilang kalau skripsi yang bagus tuh memang harus diuji lagi. Biasa lah dosen penguji memang suka 'menguji'. Lah? Jadi bingung dengernya. Hehehee... Tapi bener-bener saat itu rasanya terhibur, punya ortu yang tidak marah-marah di atas kegagalanku. Sore itu temen-temen sekamar ngajakin ke hypermart. Cukup terhibur sih, karena sekalipun aku nggak belanja, tapi bisa melihat banyak bahan makanan dan mikir kira-kira mau beli apa atau masak apa kalau ntar dapet giliran provide refreshment lagi di gereja maupun LIFE Group.

Weekend itu aku juga dapet banyak dukungan dan doa from some sisters in Christ. Jumat malam, roommateku yang seangkatan naik ke ranjangku dan kita ngobrol. Sabtu malam tuh ada hang out bareng LIFE Group. Abis ketawa-ketiwi karena main game bareng, Ce Ester & Debby berinisiatif mendoakanku. Eh, setelah itu aku malah nangis sekenceng-kencengnya. Tapi lega sih, ada perasaan-perasaan yang bisa diekspresikan setelah seharian nahan. Hari itu ada seminar yang wajib diikuti semua mahasiswa TC dan aku bener-bener harus nahan air mata tiap kali denger ada teman-teman seangkatan yang nyebut-nyebut soal sidang skripsi. Thanks for both of them! :)  Hari Minggu-nya tuh Sarah sempet ngomong sama aku dan mengingatkanku untuk tetap tekun. Ini yang nggak kepikir saat lagi down gitu. Jadi sangat ter-encouraged waktu Sarah menolongku untuk melihat dua minggu ke depan sebagai waktu-waktu untuk belajar tekun. Ketekunan menghasilkan tahan uji. Dia juga menawarkan bantuan, siapa tahu aku butuh orang buat diskusiin skripsi atau kalau butuh tempat untuk belajar, boleh minjem apartemennya juga. Udah lega ngomong sama Sarah, si Jen ngajak ngobrol lagi soal ini dan bikin aku nangis lagi. Setelah itu pulang gereja dia ngajak masak dan makan siang bareng. Setelah itu baru lah acara tangis-tangisan 4 hari itu berakhir. Thanks God for giving me sisters in Christ! Sebenernya capek lo dibikin nangis sama mereka itu. Hehe... Tapi kalo nggak dibikin nangis sama mereka, nggak lega juga. Malah semakin sengsara karena ada perasaan yang ditahan-tahan kan...

Senin siang, 8 April 2013, aku dapat kesempatan untuk ketemu dengan bapak dosen yang jadi ketua riset dan skripsi, barengan sama ibu dosen pembimbing. Ini satu hal lagi yang sangat aku syukuri. Bapak dosen yang satu ini orangnya tenang, bisa mengayomi, rasanya aman ngomong sama beliau. Singkatnya sih, beliau kasih tau kalau aku akan disidang ulang hari Kamis, 25 April 2013, jam 7 pagi. Selain itu aku dapat kemurahan untuk menyelesaikan skripsi sampai (paling lambat) Senin, 22 April 2013. Beliau juga banyak kasih saran dan masukan yang membantu. Tidak hanya hari itu, tapi bahkan minggu depannya saat aku kebingungan dengan salah satu bagian yang harus direvisi, beliau membantuku untuk berpikir supaya aku bisa mengerjakan revisian dengan baik.

Siang itu juga aku dapat kesempatan untuk ketemu sama ibu dekan yang merupakan salah satu dosen penguji. Sebenernya sih aku cukup kaget bisa ketemu ibu dekan secepat itu. Baru hari Jumat-nya aku bikin janji sama seketarisnya trus kata si seketaris tuh ntar akan dikabari jadinya kapan soalnya ibu dekan ini punya banyak meeting. Jadi gini, ibu dekan ini tidak hanya punya kedudukan tinggi di fakultas, tapi juga di universitas. Jadwalnya super padat. Tapi ternyata beliau bisa ditemui hari Senin itu. Cukup kaget juga, ternyata beliau cukup concern sama mahasiswanya, tidak menganggap pekerjaannya lebih penting daripada skripsi mahasiswanya yang kacau balau. Setelah ketemu, rasanya lega karena sudah dapat gambaran tentang revisiannya. Tinggal mengerjakan aja.

Kesempatanku untuk mengerjakan revisian baru datang hari Rabu, 10 April 2013 karena Senin malam itu harus finishing tugas kelompok (aku masih punya 2 mata kuliah selain skripsi). Hari Selasa sudah pasti nggak ada waktu karena seharian ada chapel, 2 kelas, dan LIFE Group. Jadi baru hari Rabu benar-benar bisa start ngerjain. Aku ingat hari itu ditemani Amel mengerjakan revisian seharian di perpustakaan (meskipun siangnya dia ngilang juga buat latihan musik.. hehe..). Tapi setidaknya udah bersemangat mengerjakan, nggak down lagi.

Thanks God! He comforted me in His gentle arms through His extended hands and feet (people around me). Penghiburan dan pertolongan yang Tuhan berikan melalui orang-orang di sekitarku itu bukan hanya bertahan selama beberapa hari setelah hari sidang itu, tapi juga terus berlanjut.

Aku sempat bisa diskusi sama Sarah mengenai skripsiku dan cukup terbantu juga untuk beberapa hal yang cukup membingungkan di skripsi. Selain itu April dan Kara juga sangat terbuka kalau aku butuh bantuan untuk ngeprint. Nggak cuma itu, aku bahkan terima beberapa mood booster yang bener-bener jadi kejutan.

Thanks to Kara and Debby! :)
Tanpa semua pergumulan ini, belum tentu aku bisa mengecap kebaikan Tuhan melalui saudari-saudariku di dalam Kristus. Thanks God for this opportunity to feel comforted in Your gentle arms!

No comments:

Post a Comment