Kata Pengkhotbah, untuk segala sesuatu ada waktunya. Bagi mahasiswa tingkat akhir, ada waktunya untuk mengerjakan skripsi, ada waktunya untuk mengumpulkan skripsi.
Selama seminggu terakhir sebelum skripsi dikumpulkan, I scanned and compiled the appendices that needed to be attached. Terus terang selama menyusun lampiran, aku cukup deg-degan mendapati bahwa rasa takut yang kumiliki sejak awal pengerjaan PTK kembali lagi. Aku merasa data-dataku tidak cukup bagus, apalagi berkualitas. Selain itu, dosen pembimbing juga terus-menerus merevisi skripsiku. Saat itu rasanya kayak doing endless revision until the day before due date.
Ada sebuah kisah unik selama mengerjakan revisi pada minggu terakhir itu. Ceritanya nih, salah satu bagian yang terus-menerus direvisi oleh dosen pembimbingku adalah mengenai perspektif Kristen terhadap teori yang aku gunakan. Terdengar aneh? Hehe…. Kayaknya sih di seluruh Indonesia tuh cuma di fakultasku aja yang mengintegrasikan segala ilmu pengetahuan dengan Firman Tuhan. Because of it, I strongly recommend UPH TC for your education; especially when God calls you to be a Christian teacher!
Bingung bagaimana harus memandang sebuah teori pembelajaran dari perspektif iman Kristen, aku coba googling, siapa tahu ternyata ada web edukasi Kristen yang membahas teori yang aku pake di skripsi. Secara tidak disengaja, aku menemukan website yang memuat informasi mengenai Harro Van Brummelen (penulis buku Walking with God in the Classroom dan Stepping Stones to Curriculum). Karena aku juga ngutip-ngutip dari buku-buku beliau,jadi iseng-iseng aku kirim email ke alamat email yang tercantum di web tersebut.
Tanpa disangka-sangka, Harro Van Brummelen membalas emailku dalam kurun waktu kurang dari 24 jam! Jawabannya sih nggak panjang, apalagi detail, tapi nggak masalah karena menurutku sudah bagus sih dia mau bales email mahasiswi asing dari Indonesia. And I really appreciated it. Di email itu beliau juga minta maaf ga bisa jelasin panjang lebar dengan detil soalnya lagi sakit kanker. WOW! Aku nggak yakin mau membalas email seorang asing dari benua lain kalau aku lagi sakit kanker. Jadi cukup amazed untuk lihat satu bagian kecil dari kehidupan seorang godly man yang tidak hanya jago menulis buku-buku pendidikan berdasarkan Firman Tuhan, melainkan juga benar-benar punya hati untuk mengabdi kepada Tuhan dalam bidang pendidikan, bahkan ketika beliau sedang sakit kanker masih ada aja waktu untuk itu. I was so blessed.
Balik lagi dengan pergumulanku. Aku sempat sangat kuatir gagal menuliskan perspektif iman Kristen yang tepat. Bener-bener saat itu bingung, bahkan stagnant. Apalagi ketika hari H semakin dekat, tapi dosen pembimbingku dengan setia terus memberikan revisi. Semakin tegang lah yaaa…. Aku mulai ded-degan, takut waktunya nggak keburu.
Thanks God, Kamis pagi (21/3) akhirnya dosen pembimbingku approved the Christian perspective that I wrote! Siangnya, aku berhasil menyelesaikan semuanya dan siap untuk ngeprint. Ini bener-bener kemurahan Tuhan, sehingga aku bisa tenang sore harinya. Tinggal diprint aja kan, terus besoknya langsung ngumpulin.
Nah karena hari Kamis itu H-1 sebelum pengumpulan skripsi, banyak dong yang ngantri buat ngeprint. Jam 4 sore aku sudah siap untuk ngeprint, tapi baru dapet giliran untuk ngeprint sekitar jam 8 kurang. Nah, baru ngeprint sekitar 2 bab gitu, tiba-tiba printernya ngambek. Dibenerin bentar, trus ngambek lagi. Begitu terus sampe sekitar sejam kemudian. Gimana nggak tegang, coba? Tegang banget saat itu. Sulit untuk tetap tenang. Bahkan untuk doa dalam hati aja susah karena keburu panik.
Saat jarum jam semakin mendekati jam 9, aku semakin panik lagi dong. Fasilitas print dan fotokopi ini tutupnya jam 9 malem. Sebenernya bukan cuma aku sendiri yang panik, melainkan juga beberapa orang yang ngantri di belakangku. Mereka makin kuatir waktunya nggak keburu, sementara besoknya harus ngumpulin skripsi.
Thanks God, akhirnya sekitar jam setengah 9 lewat, skripsiku berhasil diprint rangkap 3 (buat dosen penguji sama dosen pembimbing). Bener-bener legaaaaaaaaaaa banget rasanya. Pertolongan Tuhan tidak terlambat. Jumat paginya, aku bisa kumpulkan skripsi. Hati ini rasanya meluap dengan ucapan syukur, terlebih saat mengingat pergumulanku sebulan sebelumnya yang ganti judul skripsi dan mendapat pengumuman kalo due date pengumpulannya dimajukan. Saat itu bener-bener kuatir waktunya nggak akan cukup. Thanks God, waktu yang Tuhan berikan selalu cukup.
Behind the SKRIPSI - Part V
Selama seminggu terakhir sebelum skripsi dikumpulkan, I scanned and compiled the appendices that needed to be attached. Terus terang selama menyusun lampiran, aku cukup deg-degan mendapati bahwa rasa takut yang kumiliki sejak awal pengerjaan PTK kembali lagi. Aku merasa data-dataku tidak cukup bagus, apalagi berkualitas. Selain itu, dosen pembimbing juga terus-menerus merevisi skripsiku. Saat itu rasanya kayak doing endless revision until the day before due date.
Ada sebuah kisah unik selama mengerjakan revisi pada minggu terakhir itu. Ceritanya nih, salah satu bagian yang terus-menerus direvisi oleh dosen pembimbingku adalah mengenai perspektif Kristen terhadap teori yang aku gunakan. Terdengar aneh? Hehe…. Kayaknya sih di seluruh Indonesia tuh cuma di fakultasku aja yang mengintegrasikan segala ilmu pengetahuan dengan Firman Tuhan. Because of it, I strongly recommend UPH TC for your education; especially when God calls you to be a Christian teacher!
Bingung bagaimana harus memandang sebuah teori pembelajaran dari perspektif iman Kristen, aku coba googling, siapa tahu ternyata ada web edukasi Kristen yang membahas teori yang aku pake di skripsi. Secara tidak disengaja, aku menemukan website yang memuat informasi mengenai Harro Van Brummelen (penulis buku Walking with God in the Classroom dan Stepping Stones to Curriculum). Karena aku juga ngutip-ngutip dari buku-buku beliau,jadi iseng-iseng aku kirim email ke alamat email yang tercantum di web tersebut.
Tanpa disangka-sangka, Harro Van Brummelen membalas emailku dalam kurun waktu kurang dari 24 jam! Jawabannya sih nggak panjang, apalagi detail, tapi nggak masalah karena menurutku sudah bagus sih dia mau bales email mahasiswi asing dari Indonesia. And I really appreciated it. Di email itu beliau juga minta maaf ga bisa jelasin panjang lebar dengan detil soalnya lagi sakit kanker. WOW! Aku nggak yakin mau membalas email seorang asing dari benua lain kalau aku lagi sakit kanker. Jadi cukup amazed untuk lihat satu bagian kecil dari kehidupan seorang godly man yang tidak hanya jago menulis buku-buku pendidikan berdasarkan Firman Tuhan, melainkan juga benar-benar punya hati untuk mengabdi kepada Tuhan dalam bidang pendidikan, bahkan ketika beliau sedang sakit kanker masih ada aja waktu untuk itu. I was so blessed.
Balik lagi dengan pergumulanku. Aku sempat sangat kuatir gagal menuliskan perspektif iman Kristen yang tepat. Bener-bener saat itu bingung, bahkan stagnant. Apalagi ketika hari H semakin dekat, tapi dosen pembimbingku dengan setia terus memberikan revisi. Semakin tegang lah yaaa…. Aku mulai ded-degan, takut waktunya nggak keburu.
Thanks God, Kamis pagi (21/3) akhirnya dosen pembimbingku approved the Christian perspective that I wrote! Siangnya, aku berhasil menyelesaikan semuanya dan siap untuk ngeprint. Ini bener-bener kemurahan Tuhan, sehingga aku bisa tenang sore harinya. Tinggal diprint aja kan, terus besoknya langsung ngumpulin.
Nah karena hari Kamis itu H-1 sebelum pengumpulan skripsi, banyak dong yang ngantri buat ngeprint. Jam 4 sore aku sudah siap untuk ngeprint, tapi baru dapet giliran untuk ngeprint sekitar jam 8 kurang. Nah, baru ngeprint sekitar 2 bab gitu, tiba-tiba printernya ngambek. Dibenerin bentar, trus ngambek lagi. Begitu terus sampe sekitar sejam kemudian. Gimana nggak tegang, coba? Tegang banget saat itu. Sulit untuk tetap tenang. Bahkan untuk doa dalam hati aja susah karena keburu panik.
Saat jarum jam semakin mendekati jam 9, aku semakin panik lagi dong. Fasilitas print dan fotokopi ini tutupnya jam 9 malem. Sebenernya bukan cuma aku sendiri yang panik, melainkan juga beberapa orang yang ngantri di belakangku. Mereka makin kuatir waktunya nggak keburu, sementara besoknya harus ngumpulin skripsi.
*baru selesai ngeprint* |
Thanks God, akhirnya sekitar jam setengah 9 lewat, skripsiku berhasil diprint rangkap 3 (buat dosen penguji sama dosen pembimbing). Bener-bener legaaaaaaaaaaa banget rasanya. Pertolongan Tuhan tidak terlambat. Jumat paginya, aku bisa kumpulkan skripsi. Hati ini rasanya meluap dengan ucapan syukur, terlebih saat mengingat pergumulanku sebulan sebelumnya yang ganti judul skripsi dan mendapat pengumuman kalo due date pengumpulannya dimajukan. Saat itu bener-bener kuatir waktunya nggak akan cukup. Thanks God, waktu yang Tuhan berikan selalu cukup.
Behind the SKRIPSI - Part V
1 comment:
tebel amat tu skripsong
Post a Comment