Sunday Chapel hari Minggu lalu khotbahnya bagus banget. Dibawain sama Rev. Yohan Candawasa, salah satu pendeta dan pengkhotbah favoritku. Beliau mengotbahkan Matius 5:43-48. Berikut aku coba uraikan beberapa hal yang aku dapatkan melalui khotbah tersebut.
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Coba perhatikan baik-baik ayat 45. Di situ dikatakan bahwa orang jahat dan orang baik dikasih matahari. Demikian pula orang benar maupun tidak benar dikasih hujan. Di sini kita bisa lihat sama-sama bahwa kebaikan Allah tidak bergantung pada baik atau jahatnya seseorang. Jelas terlihat nyata di sini bahwa kebaikan Allah itu bersumber dari diri-Nya sendiri. Itulah karakter Allah. Dia Allah yang baik karena memang Dia cinta kebenaran dan kebaikan. Jadi baik panas maupun dingin, baik atau buruk nasib seseorang, hal tersebut tidak ikut menentukan kebaikan dan kemurahan Allah.
Seringkali ketika seseorang sedang sial, dengan mudahnya kita memberikan judgement bahwa orang tersebut pasti berdosa dan dihukum Tuhan. Orang sering berpikir, oleh karena dosa maka kita menderita. Kalau sudah ngalami susah (keluarga berantakan, karir morat-marit, dll) kita sering bertanya, "Dosa apa ya sama Tuhan?"
Mari sama-sama lihat apa yang Tuhan Yesus katakan dalam Lukas 13:1-5.
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Jadi kalau hari ini ada orang yang meninggal karena kecelakaan mobil, apakah itu berarti karena Tuhan sedang menghukum dosanya? Sangkamu yang tidak mati karena kecelakaan mobil lebih ringan dosanya? Kata Tuhan mereka yang menderita dan celaka itu tidak lebih besar dosanya daripada yang baik-baik saja. TAPI kalau kamu yang sedang baik-baik aja ini tidak bertobat, ntar bisa binasa kayak mereka juga. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa Allah seringkali justru tidak bertindak berdasarkan baik buruknya perbuatan seseorang melainkan berdasarkan kemurahan-Nya sendiri. Jadi kalau hari ini kamu yang berdosa dan menyakiti hati Tuhan bisa tidur dan makan enak, ketahuilah bahwa itu semua merupakan kemurahan Tuhan, bukan keadilan Tuhan.
Pernah dengar komplain yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak adil? Itu komplain yang tepat! Tuhan tidak bekerja berdasarkan KEADILAN SAJA. Ia bekerja dengan penuh kemurahan, yang seringkali SUUUUUULIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT untuk diterima akal pikiran manusia. Setiap manusia menuntut keadilan, bukan kemurahan Tuhan.
Masalahnya, kalau Tuhan bekerja menurut KEADILAN SAJA, maka kita tidak akan bisa melihat bahwa Tuhan itu baik. Kita akan cenderung gagal untuk melihat bahwa Dia itu Allah yang merciful. Coba bayangkan. jika Allah bekerja berdasarkan KEADILAN SAJA, sesuai yang diinginkan manusia selama ini. Tidak ada orang yang tidak berdosa setiap hari. Semua orang berdosa. Itu artinya, kalau Tuhan bekerja cuma berdasarkan KEADILAN SAJA, tiap hari kita harus siap kena hukuman dan malapetaka.Hidup kita mau baik kayak apa nggak mungkin sempurna, pasti ada cacat cela di hadapan Tuhan. Namun karena Allah bekerja menurut kasih karunia dan kemurahan-Nya, tidak semua orang mengalami malapetaka setiap hari. Praise God!
Siapa saja bisa mengalami kesulitan hidup dan tidak ada seorangpun yang terhindar dari malapetaka. Seorang yang saleh seperti Ayub bisa kehilangan seluruh harta benda dan keluarganya, bahkan tubuhnya juga sakit. Namun seorang yang jahat bisa juga kehilangan seluruh harta benda dan keluarganya, bahkan tubuhnya juga sakit. Jadi, orang benar maupun tidak benar bisa mengalami malapetaka yang sama.
Di sisi lain, kita juga melihat fakta hidup bahwa seorang yang jahat, hidupnya penuh kecurangan, mungkin karena korupsi, saat ini terlindung dari aparat hukum karena sogokannya gede, ia mungkin tidak susah-susah bekerja dan bisa asyik traveling ke luar negri, shopping gila-gilaan, dan menikmati hidup. Sebaliknya ada juga orang-orang yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan, keluarga dan karirnya diberkati secara luar biasa, dan hidupnya berkelimpahan baik secara jasmani maupun rohani. Makin nyebar harta, makin gak abis-abis hartanya. Makin banyak kasih persembahan buat Tuhan, makin melimpah berkat-Nya. Jadi, orang jahat maupun orang baik bisa sama-sama hidup enak.
Seandainya Bapa kita yang di surga itu cuma kasih matahari dan hujan buat orang benar dan orang baik, maka segala sesuatu dalam hidup kita akan jadi lebih mudah. Allah mudah diprediksi. Tidak sulit membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Cukup dengan menjadi orang benar dan orang baik, kita tahu bahwa pasti berkat diberikan. Jadi kalau ada yang miskin dan menderita, tahu sendiri lah bahwa dia pasti jahat dan berdosa. Nah, kalau kayak gini siapa yang mau jadi orang jahat???
Gak ada yang angkat tangan, Saudara-saudara!
Semua orang berlomba-lomba mau jadi orang baik, supaya diberkati sama Tuhan. Dengan demikian, mungkin kita gak perlu penginjilan lagi. Semua orang pasti mau bertobat supaya diberkati. Saya ulangi, SUPAYA DIBERKATI. Bukan karena cinta kebaikan dan kebenaran di dalam Kristus Yesus! Fokusnya siapa? Diri sendiri!
Puji Tuhan! Bapa kita yang di surga memberikan matahari dan hujan untuk semua orang, entah baik atau jahat, benar atau tidak. Tidak seorangpun bisa memprediksi kebaikan Allah.Orang baik maupun orang jahat sama-sama mengalami terik matahari dan hujan. Mau baik kek, jahat kek, dua-duanya sama-sama bisa mengalami kenikmatan hidup atau malapetaka.
Jadi bagaimana seharusnya kita hidup??? Allah kita sulit diprediksi. Jalan-jalan-Nya tak terselami! Hidup juga susah. Serba salah! Coba deh buka Alkitabmu tepat pada Mazmur 73. Bacalah curhatannya Asaf yang pusing bagaimana seharusnya dia hidup dalam kebaikan Allah yang tidak terprediksi.
Kita harus mengucap syukur bahwa Allah tidak pernah bisa diprediksi oleh jalan pemikiran manusia.Itu artinya Dia Allah yang berkuasa. Untuk bisa membangun hubungan dengan Allah yang seperti ini, kita butuh KERJA KERAS. Untuk bisa mengerti dan memahami kemurahan dan kebaikan Allah, kita butuh BERGUMUL. Untuk bisa mengenal dan mengasihi Allah yang membingungkan ini, kita butuh KEPERCAYAAN (trust, not believe). Untuk bisa menjadi serupa seperti Bapa di surga, butuh PROSES.
Tuhan tidak ingin setiap orang berbuat baik dan benar cuma untuk memuaskan keinginannya sendiri. Yang Tuhan kehendaki bukan sekedar perbuatan baik, melainkan CINTA AKAN TUHAN; CINTA AKAN KEBAIKAN DAN KEBENARAN DI DALAM KRISTUS YESUS.
Sekali lagi kita patut mengucap syukur kalau orang benar seperti Ayub diizinkan Tuhan mengalami penderitaan yang bukan karena dosanya. Dari situ kita bisa belajar seperti apa karakter orang benar dan baik yang sejati di hadapan Tuhan.
Seringkali ketika seseorang sedang sial, dengan mudahnya kita memberikan judgement bahwa orang tersebut pasti berdosa dan dihukum Tuhan. Orang sering berpikir, oleh karena dosa maka kita menderita. Kalau sudah ngalami susah (keluarga berantakan, karir morat-marit, dll) kita sering bertanya, "Dosa apa ya sama Tuhan?"
Mari sama-sama lihat apa yang Tuhan Yesus katakan dalam Lukas 13:1-5.
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Jadi kalau hari ini ada orang yang meninggal karena kecelakaan mobil, apakah itu berarti karena Tuhan sedang menghukum dosanya? Sangkamu yang tidak mati karena kecelakaan mobil lebih ringan dosanya? Kata Tuhan mereka yang menderita dan celaka itu tidak lebih besar dosanya daripada yang baik-baik saja. TAPI kalau kamu yang sedang baik-baik aja ini tidak bertobat, ntar bisa binasa kayak mereka juga. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa Allah seringkali justru tidak bertindak berdasarkan baik buruknya perbuatan seseorang melainkan berdasarkan kemurahan-Nya sendiri. Jadi kalau hari ini kamu yang berdosa dan menyakiti hati Tuhan bisa tidur dan makan enak, ketahuilah bahwa itu semua merupakan kemurahan Tuhan, bukan keadilan Tuhan.
Pernah dengar komplain yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak adil? Itu komplain yang tepat! Tuhan tidak bekerja berdasarkan KEADILAN SAJA. Ia bekerja dengan penuh kemurahan, yang seringkali SUUUUUULIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT untuk diterima akal pikiran manusia. Setiap manusia menuntut keadilan, bukan kemurahan Tuhan.
Masalahnya, kalau Tuhan bekerja menurut KEADILAN SAJA, maka kita tidak akan bisa melihat bahwa Tuhan itu baik. Kita akan cenderung gagal untuk melihat bahwa Dia itu Allah yang merciful. Coba bayangkan. jika Allah bekerja berdasarkan KEADILAN SAJA, sesuai yang diinginkan manusia selama ini. Tidak ada orang yang tidak berdosa setiap hari. Semua orang berdosa. Itu artinya, kalau Tuhan bekerja cuma berdasarkan KEADILAN SAJA, tiap hari kita harus siap kena hukuman dan malapetaka.Hidup kita mau baik kayak apa nggak mungkin sempurna, pasti ada cacat cela di hadapan Tuhan. Namun karena Allah bekerja menurut kasih karunia dan kemurahan-Nya, tidak semua orang mengalami malapetaka setiap hari. Praise God!
Siapa saja bisa mengalami kesulitan hidup dan tidak ada seorangpun yang terhindar dari malapetaka. Seorang yang saleh seperti Ayub bisa kehilangan seluruh harta benda dan keluarganya, bahkan tubuhnya juga sakit. Namun seorang yang jahat bisa juga kehilangan seluruh harta benda dan keluarganya, bahkan tubuhnya juga sakit. Jadi, orang benar maupun tidak benar bisa mengalami malapetaka yang sama.
Di sisi lain, kita juga melihat fakta hidup bahwa seorang yang jahat, hidupnya penuh kecurangan, mungkin karena korupsi, saat ini terlindung dari aparat hukum karena sogokannya gede, ia mungkin tidak susah-susah bekerja dan bisa asyik traveling ke luar negri, shopping gila-gilaan, dan menikmati hidup. Sebaliknya ada juga orang-orang yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan, keluarga dan karirnya diberkati secara luar biasa, dan hidupnya berkelimpahan baik secara jasmani maupun rohani. Makin nyebar harta, makin gak abis-abis hartanya. Makin banyak kasih persembahan buat Tuhan, makin melimpah berkat-Nya. Jadi, orang jahat maupun orang baik bisa sama-sama hidup enak.
Seandainya Bapa kita yang di surga itu cuma kasih matahari dan hujan buat orang benar dan orang baik, maka segala sesuatu dalam hidup kita akan jadi lebih mudah. Allah mudah diprediksi. Tidak sulit membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Cukup dengan menjadi orang benar dan orang baik, kita tahu bahwa pasti berkat diberikan. Jadi kalau ada yang miskin dan menderita, tahu sendiri lah bahwa dia pasti jahat dan berdosa. Nah, kalau kayak gini siapa yang mau jadi orang jahat???
Gak ada yang angkat tangan, Saudara-saudara!
Semua orang berlomba-lomba mau jadi orang baik, supaya diberkati sama Tuhan. Dengan demikian, mungkin kita gak perlu penginjilan lagi. Semua orang pasti mau bertobat supaya diberkati. Saya ulangi, SUPAYA DIBERKATI. Bukan karena cinta kebaikan dan kebenaran di dalam Kristus Yesus! Fokusnya siapa? Diri sendiri!
Puji Tuhan! Bapa kita yang di surga memberikan matahari dan hujan untuk semua orang, entah baik atau jahat, benar atau tidak. Tidak seorangpun bisa memprediksi kebaikan Allah.Orang baik maupun orang jahat sama-sama mengalami terik matahari dan hujan. Mau baik kek, jahat kek, dua-duanya sama-sama bisa mengalami kenikmatan hidup atau malapetaka.
Jadi bagaimana seharusnya kita hidup??? Allah kita sulit diprediksi. Jalan-jalan-Nya tak terselami! Hidup juga susah. Serba salah! Coba deh buka Alkitabmu tepat pada Mazmur 73. Bacalah curhatannya Asaf yang pusing bagaimana seharusnya dia hidup dalam kebaikan Allah yang tidak terprediksi.
Kita harus mengucap syukur bahwa Allah tidak pernah bisa diprediksi oleh jalan pemikiran manusia.Itu artinya Dia Allah yang berkuasa. Untuk bisa membangun hubungan dengan Allah yang seperti ini, kita butuh KERJA KERAS. Untuk bisa mengerti dan memahami kemurahan dan kebaikan Allah, kita butuh BERGUMUL. Untuk bisa mengenal dan mengasihi Allah yang membingungkan ini, kita butuh KEPERCAYAAN (trust, not believe). Untuk bisa menjadi serupa seperti Bapa di surga, butuh PROSES.
Tuhan tidak ingin setiap orang berbuat baik dan benar cuma untuk memuaskan keinginannya sendiri. Yang Tuhan kehendaki bukan sekedar perbuatan baik, melainkan CINTA AKAN TUHAN; CINTA AKAN KEBAIKAN DAN KEBENARAN DI DALAM KRISTUS YESUS.
Sekali lagi kita patut mengucap syukur kalau orang benar seperti Ayub diizinkan Tuhan mengalami penderitaan yang bukan karena dosanya. Dari situ kita bisa belajar seperti apa karakter orang benar dan baik yang sejati di hadapan Tuhan.
- Orang benar dan baik yang sejati akan tetap berbuat baik sekalipun upahnya adalah malapetaka, karena ia tidak mengejar berkat.
- Orang benar dan baik yang sejati akan tetap berbuat baik sekalipun kebaikannya dibalas dengan kejahatan.
- Orang benar dan baik yang sejati akan tetap berbuat baik karena dia cinta kebaikan dan kebenaran di dalam Kristus Yesus.
- Orang benar dan baik yang sejati PASTI mencerminkan karakter Bapa yang di surga: sempurna. Mengasihi orang-orang jahat.
LIFE APPLICATION:
- Setiap kali kamu melakukan sesuatu yang baik, koreksi apakah itu untuk Tuhan dan karena kamu cinta kebaikan dan kebenaran di dalam Kristus ATAU karena kamu ingin dipuji dan beroleh berkat dari kebaikanmu?
- Setiap kali kamu melakukan sesuatu yang baik untuk orang yang jahat terhadapmu, koreksi apakah itu karena kamu mau dilihat sebagai orang baik ATAU karena kamu benar-benar mengasihi orang tersebut seperti yang Tuhan Yesus perintahkan?
No comments:
Post a Comment