Amsal 31 :25 "Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan."
Pagi itu di kelas "Teaching Children with Diverse Abbility" ada sesuatu yang berbeda, sedikit mengusik hati saya, dan membuat saya tersentuh. Ya, seorang dosen tamu, Ms. Suzane membawakan kuliah pagi itu. Ia bukan seorang wanita biasa, ia wanita luar biasa. Bagi seorang pengidap "celebral palsy" atau "lumpuh otak" (suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir) adalah suatu hal terlihat begitu sulit untuk menjadi seorang dosen, bahkan untuk sekedar menempuh pendidikan seperti layaknya orang pada umumnya.
Tapi wanita ini membuktikan kekuatannya, Ia bukan sekedar berusaha untuk bertahan hidup, melainkan ia dengan penuh tanggung jawab mengembangkan potensi yang Tuhan berikan atas hidupnya. Tuhan sama sekali tidak melepaskan ia dari keterbatasannya, Ia masih sulit untuk bicara, duduk di atas kursi roda, sulit untuk menggerakan tangan, atau tetapi ia memilih untuk dengan kuat menjalani hidup dan memenuhi panggilan Tuhan dalam hidupnya.
Saya berpikir, mungkin jika saya berada dalam posisi beliau, saya tidak akan memilih untuk menjadi dosen. Betapa sulitnya bicara di depan banyak orang dengan keterbatasan yang saya punya. Betapa sulitnya untuk mengatur kelas, atau menilai tugas mahasiswa. Mungkin akan jauh lebih mudah, jika saya sekedar duduk manis di tempat tidur, lalu menunggu dilayani. Tidak akan ada yang menyalahkan saya, toh saya memang memiliki keterbatasan. Tetapi wanita ini berbeda, Ia melakukan segalanya. Menulis tegak bersambung, belajar di sekolah biasa, menjadi dosen, bahkan meneruskan pendidikannya ke tingkat master. Betapa saya melihat kegigihannya, kerja keras, dedikasi, dan cintanya pada Tuhan.
Satu kalimat yang saya ingat, berbunyi ; "If people say you can't, God says You can!" Mungkin kalimat inilah yang memberikan kekuatan luar biasa bagi beliau untuk terus berjuang dan memenuhi panggilan Tuhan dalam hidupnya. Allah memampukan dan memberikan kekuatan, sekalipun bukan kita lepas dari kerja keras dan air mata. Kegigihan dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Setiap orang dapat melihat bahwa ia sedang dalam proses menjadi wanita yang Allah inginkan. Ia sedang dalam proses memenuhi panggilan Allah dalam hidupnya, dan belajar untuk menjalani hari setapak demi setapak di jalan Allah.
Dari beliau saya belajar, bahwa seorang wanita harus memiliki kekuatan seperti itu. Kekuatan yang bersinar dan menyilaukan setiap orang yang melihatnya, sehingga mereka yang melihat mereka boleh melihat kemuliaan Tuhan melalui wanita. Mereka harus cukup lembut untuk dihancurkan, tapi cukup kuat untuk bangkit kembali dan memperbaiki kesalahan. Mereka harus sekuat baja yang tahan api dalam menghadapi tekanan, namun cukup lembut seperti tanah liat untuk dibentuk. Mereka harus cukup murni seperti emas, dan cukup tulus seperti merpati. Mereka harus berjalan dalam jalan Allah, dan merelakan dirinya untuk dibentuk menjadi wanita seperti yang Allah inginkan. Mereka harus cukup taat untuk menggenapi tujuan mereka diciptakan, menggenapi panggilan Allah.
Maka saya berdoa dengan sungguh, supaya dapat melihat wanita- wanita di sekitar saya bertumbuh menjadi wanita seperti yang Allah inginkan. Tidak akan mudah, pasti akan begitu sulit. Tapi bukankah dari kesulitan dan tekanan yang kita hadapi seharusnya membuat kita bertumbuh semakin sejalan dengan rencana Allah? Dibutuhkan kegigihan, perjuangan dan ketekunan yang terus menerus, serta hati yang percaya dan berharap pada Tuhan.
Dan saya berdoa agar setiap pria di sekitar saya dapat membantu kami untuk bertumbuh menjadi lebih lagi serupa dengan Kristus. Menjadi saudara dalam Kristus yang menopang, menguatkan, menjaga, dan menegur kami. Hingga pada akhirnya setiap kami bertumbuh dalam kepenuhan Kristus. Segala kemuliaan, hormat, dan pujian hanya bagi Allah kami yang hidup.
Ditulis bagi setiap mereka yang mengerti panggilan tertinggi seorang wanita, untuk memuliakan Allah.
Kenia Oktavianie
21 Maret 2012
No comments:
Post a Comment