Semalam sebelum tidur, terus terngiang2 di kepalaku sleep in heavenly peace. Terus pikiranku jadi terusik. Gimana sih sleep in heavenly peace itu? Kalo kita lihat gambar atau patung miniatur bayi Yesus memang sih kelihatan sleep in heavenly peace. Tapi seringkali kita lupa bahwa saat itu bayi Yesus tidak punya bantal untuk meletakkan kepalanya.
"Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." (Matius 8:20)
Sejujurnya, kalo gak teler berat, aku gak bisa dengan gampangnya tidur nyenyak tanpa bantal. Hehe... Padahal tuh udah di atas spring bed lo.... Bandingkan dengan bayi Yesus. Ia tidur di dalam palungan. Kemungkinan besar juga tuh palungan belum sempat dibersihin.... Jangankan palungan, seprai belum diganti aja aku gak bisa tidur lo....
Selain itu suasana kamar juga seringkali mempengaruhi kualitas tidur. Misal suhu, cahaya, ketenangan, udara.... Bandingkan dengan suasana kandang tempat bayi Yesus tertidur. Aku gak tahu ya suhunya kandang itu gimana.... Menurutku sih sepertinya nggak begitu nyaman untuk seorang bayi. Kemungkinan malam itu dingin dan gelap. Nggak seterang di gambar2 dan kartun2 Natal. Mungkin juga suasananya nggak setenang itu. Namanya juga kandang. Ada hewan2 yang tidak tahu kapan saatnya diam. Hehehe.... Belum tentu malam itu semua hewan tertidur juga. Bisa jadi ada hewan yang ribut. Mbek.. mbek... mbeeeeeek....
Jadi bagaimana bayi Yesus bisa tidur dalam kedamaian sorgawi dalam palungan malam itu? Apakah karena saat itu Ia masih bayi jadi mungkin aja nggak begitu rewel?
Sekitar 30 tahun setelah kelahirannya, Yesus tidur nyenyak di dalam perahu sementara badai mengamuk dan murid2nya panik setengah mati. Bagaimana mungkin Dia tertidur sedemikan tenangnya? Apa karena Dia Tuhan dan berkuasa atas badai? I don't think so. Saat itu Dia juga manusia sama seperti kita yang waktu tidurnya bisa terusik sewaktu-waktu. Menurutku jelas sekali bahwa Yesus tidur dalam kedamaian sorgawi. Sleep in heavenly peace.
Sama seperti Yesus tidur di dalam kedamaian sorgawi, demikian pula seharusnya kita tidur. Apa rahasianya? Coba kita lihat Amsal 3:21-26.
21 My son, do not let wisdom and understanding out of your sight,
preserve sound judgment and discretion;
22 they will be life for you,
an ornament to grace your neck.
23 Then you will go on your way in safety,
and your foot will not stumble.
24 When you lie down, you will not be afraid;
when you lie down, your sleep will be sweet.
25 Have no fear of sudden disaster
or of the ruin that overtakes the wicked,
26 for the LORD will be at your side
and will keep your foot from being snared.
That's exactly what Jesus did!
- Yesus memelihara hikmat dan kebijaksanaan. Sejak kecil Dia belajar Firman Tuhan, sekalipun Dia adalah Tuhan. Wow! Dari mana kita tahu bahwa Ia belajar Firman Tuhan? Tidak ada buktinya secara langsung. Namun Lukas 2:52 menyebutkan kalo Yesus makin besar dan makin bertambah hikmat-Nya. Bagaimana mungkin seseorang makin bertambah hikmatnya kalo dia gak belajar? Selain itu, Yesus dikenal sebagai tukang kayu, sama seperti ayahnya. Adalah sebuah kebiasaan dalam masyarakat Yahudi bahwa ayah mengambil peran penting pendidikan anak-anaknya. Sepertinya tidak perlu diragukan lagi bahwa Yesus belajar dari Yusuf (coba lihat Ulangan 6:6-7).
- Yesus bersandar kepada Bapa di surga. Dia tahu pasti bahwa Bapanya menyertai Dia senantiasa. Bersandar bukan sekedar believe, melainkan trust. Dia percaya sepenuhnya. Bersandar juga berarti Dia tunduk kepada Bapa. Bukan sekedar obedience, melainkan submission. Itu sebabnya sekalipun berat, Yesus tetap setia sampai mati.
Apapun juga situasi dan kondisi serta tantangan dalam hidupmu, tidurlah dengan nyenyak dalam kedamaian sorgawi, bukan karena masalahnya sudah selesai, melainkan karena kamu mengandalkan hikmat dan bijaksana dari Tuhan serta bersandar kepada-Nya senantiasa.
Inilah janji Firman Tuhan bagi orang-orang yang senantiasa memelihara hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan sambil bersandar kepada-Nya:
No comments:
Post a Comment