Buku ini isinya beberapa lagu Natal dengan sebuah kisah untuk renungan. Kisahnya tidak selalu mengenai latar belakang lagunya, tapi untuk lagu Silent Night ditulis pengarangnya dan bagaimana lagu ini tercipta. Aku coba uraikan di sini. Ada hal menarik yang lebih dari sekedar lagu Natal.
Pencipta lagu ini adalah Joseph Mohr (1792-1848). Ia tinggal di Austria bersama ibunya yang miskin, Anna. Sejak bayi, ayah Joseph pergi masuk ketentaraan entah di mana dan benar-benar tidak peduli pada istri dan anaknya. Jadi sejak kecil, Joseph tumbuh tanpa seorang ayah. Sejak kecil dia terluka dan sangat merindukan kehadiran seorang ayah.
Sebagai seorang ibu, Anna berdoa bagi Joseph agar ada orang-orang yang kelak akan mengobati luka hati dan kerinduannya akan seorang ayah.Tuhan menjawab doa Anna sehingga suatu hari seorang pria yang sangat baik mendengar Joseph menyanyi dan menawarkan beasiswa untuk Joseph mengambil pelajaran musik.
Ketika Joseph berusia dua puluhan, dia mendapatkan sebuah tantangan besar. Menjelang Natal, anak-anak dalam paduan suara gereja St.Nicholas diberi tahu bahwa mereka akan batal konser festival desa karena organ gereja rusak. Sang organis, Franz Gruber, menceritakan hal ini pada Joseph.
Bagi seorang musisi seperti Joseph, Natal tanpa musik pastilah sepi. Jadi Joseph mengambil Alkitabnya, membacanya, memikirkan ibunya, dan menuliskan sebuah lagu sederhana agar bisa dinyanyikan keesokan harinya dengan iringan gitar. Keesokan harinya ia memberikan naskah lagunya pada Franz Gruber yang mengubah melodinya. Tak lama setelah itu, anak-anak menyanyikan lagu tersebut di kapel tua St.Nicholas.
Lagu ini dengan cepat menjadi terkenal, apalagi liriknya juga sangat sederhana. Joseph rindu ayahnya bisa mendengar kata-kata dalam lagu ini dan tersentuh oleh kasih Tuhan.
Sebulan terakhir, aku melihat banyak kehidupan tanpa kehadiran seorang ayah. Papa yang sudah tiada atau sudah lama pergi dari rumah. Atau bahkan ada Papa di rumah, namun disfungsi. Untuk setiap anak-anak yang hidup tanpa ayah dan meridukan seorang ayah, Allah mau menjadi Bapa mereka. Melalui kedatangan Kristus ke dalam dunia, Allah berjanji bahwa barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Bagi setiap orang yang membuka hatinya dan menerima kelahiran Kristus, Allah berfirman,
"Dan aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah Firman Tuhan, Yang Mahakuasa." (2 Korintus 6:18)
Allah yang menjadi Bapa untuk seorang yatim seperti Joseph Mohr, memulihkan hati yang terluka karena ketiadaan seorang ayah. Menariknya lagi, Joseph bahkan sangat berharap ayahnya bisa mendengar lagu Silent Night dan tersentuh oleh kasih Tuhan. Ia bahkan mengampuni seorang ayah yang tidak pernah kembali padanya. Untuk inilah Allah mengirim putera-Nya yang tunggal, yaitu supaya ada pengampunan bagi setiap orang percaya dan pemulihan untuk mengampuni dan mengasihi sesama seperti Kristus lebih dahulu mengasihi.
No comments:
Post a Comment