Thursday, February 2, 2012

Second Practicum: Soli Deo Gloria!

Huaaaaa >.<
Minggu pertama kuliah, melihat semua SAP dan tugas-tugas kuliah sepanjang semester... rasanya kok beraaaat..
Jadi kangen minggu-minggu praktikum.. Sesibuk apapun itu, tiap hari selalu excited! hehe..

Untuk praktikum kedua ini, aku ditempatkan di SD Kristen SoliDEO, BSD, Tangerang.
Denger nama sekolahnya aja aku sudah excited, apalagi waktu denger cerita-cerita kakak-kakak kelas yang pernah praktikum di sana. Mereka bilang guru-gurunya banyak yang masih muda dan single plus ramah banget, anak-anaknya manis-manis. Wah.. wah.. pokoknya cerita-cerita yang aku denger so sweet semua.

Pertama kali menginjakkan kaki di sekolah pada 9 Januari lalu, aku sudah suka sama sekolahnya. Sekolahnya nggak gitu besar kalau dibandingkan sama sekolahku di Surabaya. Segini ini udah gabung dari TK-SMP. Tapi aku suka banget sekolahnya. Nggak terlalu besar, jadi setiap siswanya bisa diperhatikan oleh guru.


Di sekolah ini muridnya termasuk sedikit dalam 1 kelas. Karena mentorku itu homeroom teacher kelas 2, maka aku ditempatkan di kelas 2. Ada kelas 2A dan 2B. Kelas 2A muridnya 13 orang, sementara kelas 2B sedikit lebih banyak, 15 orang.

Ini fotoku waktu mengajar kelas 2A, waktu itu pelajarannya Matematika.

Foto bersama kelas 2B dan Ms. Frisca (homeroom teacher sekaligus mentorku)

Sebenernya aku ngarep bisa ngajar kelas yang lebih besar. Ternyata dapetnya kelas kecil. Hehe... Tapi untuk kategori kelas kecil, anak-anak kelas 2 ini yang paling besar. Jadi di satu sisi mereka masih lucu-lucu, tapi di sisi lain mereka sudah cukup besar untuk mulai bisa belajar secara mandiri.

Untuk praktikum kali ini aku merasa lebih berani dan percaya diri ketika berdiri di depan kelas. Bukan berarti nggak ada tantangan ya... Justru kerap kali aku bingung harus ngajar seperti apa. Pada saat-saat seperti itu aku merasakan betapa hikmat Tuhan sangat dibutuhkan!

Sebagai calon guru Kristen, aku harus memasukkan biblical perspective ke dalam setiap pelajaran. Nah, untuk bisa nyambung-nyambunginnya itu susah. Suatu kali aku bergumul ketika sedang mempersiapkan pelajaran science. Anak-anak lagi belajar tentang Rocks and Soil. Sebelum aku ngajar, mentorku sudah ngajar tentang rocks (bebatuan). Bagianku adalah ngajar tentang soil (tanah). Aku inget banget ada sekitar 3 jam aku searching di internet dan baca-baca buku science kelas 2 tapi tetep aja nggak dapet ide gimana ngajarnya. Dengan putus asa, aku berdoa minta hikmat Tuhan (kebiasaan buruk, kalo gak bisa baru doa... bukannya dari awal mengandalkan hikmat Tuhan! >.<)

Gak pake lama, Tuhan jawab doaku. Dia memberiku hikmat untuk mengajar tentang tanah pake metode story telling yang diambil dari kisah penciptaan, tepatnya Kejadian 1. Aku nulis ceritanya di sini. Jadi pengajaranku hari itu bukan pelajaran science yang dihubung-hubungkan sama perspektif Alkitab, melainkan pelajaran science yang diangkat dari Alkitab dan dilengkapi dengan pengetahuan yang tertulis di buku science kelas 2. Anak-anak tahu persis siapa yang menciptakan tanah, kapan, apa saja yang ada di atas dan di bawah tanah, lalu apa gunanya tanah itu bagi manusia. Woooow! Excited banget waktu itu!

Sempat juga aku ngajar IPS tentang keluarga. Waktu lagi searching materi science yang rocks and soil, aku menemukan ppt soal-soal tanya jawab buat anak SD, yang dikemas kayak kuis Who Wants To Be A Millionaire di internet. Nah, aku ganti pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya menjadi soal-soal keluarga lalu aku pake tuh ppt di kelas.


Ini seru banget! Anak-anak excited, sampai aku harus make sure mereka angkat tangan dulu satu-satu kalo mau jawab. Hehehe...
Aku sempat jelaskan bahwa sebagai pemimpin keluarga, ayah berperan sebagai kepala keluarga sedangkan ibu adalah pengurus rumah tangga. Nah, seorang siswi yang memang kritis banget langsung angkat tangan dan nanya, "Miss, kok Miss nggak jadi ibu rumah tangga?"
Hahahahaa.. :D
Memang ngajar anak-anak kelas kecil itu harus siap buat pertanyaan-pertanyaan tidak terduga kayak gini. Gimana mau jadi ibu rumah tangga kalo pacar aja belum punya? Wkwkwk...

Selain ngajar, aku juga ikutan jagain anak-anak saat jam istirahat. Biasanya sih mereka makan gitu. Bisa makan di kantin ataupun di kelas. Rata-rata mereka masih bawa bekal sendiri dari rumah. (Jadi inget masa-masa sekolah dulu, Mama yang masakin bekal buat dimakan di sekolah... Huhu.. jadi kangen >.< Sekarang udah kuliah gak ada yang masakin bekal.. )
Jam-jam istirahat adalah kesempatan yang baik untuk membangun relasi dengan siswa. Aku sempat ngobrol dan foto-foto dengan mereka. Dari situ jadi tahu latar belakang, hobi, apa yang mereka suka dan tidak, apa yang mereka harapkan, dll. Termasuk jadi tahu bahwa anak-anak laki-laki kelas 2 SD juga seru banget kalo lagi ngobrol soal bola! Suatu saat aku nimbrung dalam pembicaraan bola itu, "Wah, seru banget! Abis main bola ya?"
Seorang siswa menjawab, "Iya Miss. Biasa main bola abis pulang sekolah pake tutup botol."
HUAHAHAHAAAAAA....

Istirahat di kelas bersama Miss Novi


 Istirahat di kantin

Bersama anak-anak memang menyenangkan. Tapi di ruang guru juga tidak kalah menyenangkan. Justru di ruang guru aku banyak belajar juga. Gimana caranya bangun relasi dengan sesama guru, diskusiin pelajaran, memperlakukan anak yang sulit, sampe menanggapi kasus-kasus yang unpredictable kayak kecelakaan siswa dan penipuan yang mengatasnamakan sekolah.

Di samping itu mentor, guru-guru, dan kepala sekolah juga sangat mendukung mahasiswa praktikum. Kami diberi banyak kesempatan untuk melakukan banyak hal di sekolah, diizinkan memakai fasilitas sekolah, punya hak dan kewajiban yang sama dengan guru-guru lain. Singkatnya sih, diperlakukan selayaknya rekan sekerja dan bukan mahasiswa praktik yang tidak tahu apa-apa. Bahkan kami diikutsertakan dalam perayaan Chinese New Year antarguru.

Ini foto saat aku membantu mendekor pohon angpao di ruang guru

Anyway, seneng banget bisa belajar di sekolah Kristen di luar Yayasan Pelita Harapan. Banyak hal-hal berbeda yang aku pelajari. Satu hal, aku suka banget nama sekolah ini: SoliDEO. Hanya untuk Tuhan! Harus diakui bahwa mengajar tidak selamanya mudah. Ada saat-saat sulit dan bahkan melelahkan. Ada murid yang sulit untuk dihandle. Prinsip Kolose 3:23 harus dipegang teguh. Segala sesuatu (mengajar, mendidik, mengoreksi hasil belajar, memberi nilai, menulis raport, memberi reward and punishment, berkomunikasi dengan ortu murid, mempertangunggujawabkan silabus dan rencana pengajaran ke sekolah, dll) yang dilakukan seorang guru harus dilakukan untuk Tuhan!

Soli Deo Gloria!


4 comments:

silviana said...

bagus foto terakhirnya.. hehehe

Novi Kurniadi said...

thx, pi.. :)
hehe.. itu si dara yang motoin.. candid lo.. ;)

Gabriella Rinestu said...

Halo kak. aku mahasiswa TC-UPH angkatan 2013 dan praktikum pertama ini aku ditempatkan di SoliDEO juga kak :)

Gabriella Rinestu said...

keadaan sekolah di sana gmn kak? aku jadi antara takut dan gak sabaran untuk kenal sm murid2 di sana :) hehe

Post a Comment