Seminggu ini (dari Senin lalu sampe hari ini), Gerejaku lagi ngadain Missions Week. Selama seminggu kami berdoa untuk pelayanan misi. Tiap orang dapet newsletter yang jadi bahan doa seminggu. Selain mendoakan setiap pelayanan misi dan suku bangsa yang ada di newsletter, setiap orang juga diharapkan berdoa untuk Adult Mission Project dan panggilan Tuhan secara pribadi.
Adult Mission Project
Merupakan pelayanan misi yang dilakukan para single adult di Gerejaku selama seminggu. Ada satu tim yang akan berangkat ke Desa Wukirsari (kalo di Gereja nyebutnya Wukirsari Village.. hehe..) dan melakukan pelayanan misi di sana. Pelayanan misi kali ini bersifat medical. Pagi ini satu tim medis dari Gereja di Amerika datang ke Jakarta dan siap untuk ke Jogja hari Senin subuh. HMCC of Jakarta (this is my church), medical team from USA, sama Gereja Eben Haezer (kalo ga salah GPdI) di sono akan bekerja sama dalam pelayanan misi ini. Sejak beberapa minggu lalu kami sudah diminta untuk terus mendoakan AMP.
God's calling on Missions
Kayak yang aku sudah sebutin tadi, setiap orang juga diminta untuk berdoa dan mendengarkan panggilan Tuhan secara pribadi atas pelayanan misi. Seminggu terakhir aku merasa bahwa Tuhan juga memanggilku untuk pelayanan misi. Minggu lalu setelah Sunday Celebration, aku ikut Experiencing Missions dan banyak dibukakan mengenai berbagai hal tentang pelayanan misi. Satu hal yang sangat jelas bagiku adalah bahwa sama seperti Tuhan juga mengasihi bangsa-bangsa lain, demikian pula Dia ingin setiap murid-murid-Nya juga punya hati yang mengasihi bangsa-bangsa lain.
But you will receive power when the Holy Spirit comes on you; and you will be my witnesses in Jerusalem, and in all Judea and Samaria, and to the ends of the earth. Acts 1:8
Mengasihi bangsa-bangsa lain bukan berarti harus merogoh kocek dan pergi ke negara lain kayak yang dilakukan Ps. Andrew dan leaders di Gerejaku. No! Tepat seperti Firman Tuhan, kita justru harus mulai dari "Jerusalem". Yerusalem kita adalah lingkungan terdekat: keluarga. Zaman globalisasi seperti sekarang ini, di dalam satu keluarga bisa ada berbagai jenis suku bangsa. Tracy Trinita, mantan supermodel Indonesia yang sekarang jadi dosen Apologetics-ku aja ternyata keturunan orang Tionghoa, Brazil, Jawa, Manado, dan apa lagi gitu. Hehe.. Keragaman suku bangsa kini hadir dalam tiap keluarga. Mulai Januari kemarin aku sudah masukin nama-nama my extended family di prayer cards, especially buat mereka yang belum bener-bener percaya Tuhan, termasuk extended family yang dari suku bangsa lain.
Dari Yerusalem, kita pergi ke Yudea dan Samaria. Kedua tempat ini sama-sama berada di luar Yerusalem, bedanya Yudea itu daerah orang Israel asli sedangkan Samaria itu dianggap sebagai daerah kafir karena orang-orang Samaria adalah hasil perkawinan campur. Waktu merenungkan bagian ini, somehow aku jadi mikir "Yudea" tuh seperti orang-orang Kristen di sekelilingku yang punya background sama denganku: lahir di keluarga Kristen, besar di lingkungan Kristen, dididik di sekolah Kristen (yang kalo di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya rata-rata pasti mayoritas keturunan Tionghoa)..... Tapi background seperti itu tidak menjamin seseorang akan benar-benar menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Oleh karena itu mereka juga butuh diinjili, ditantang untuk secara pribadi menerima Kristus. Tadinya passion aku dalam evangelism tuh buat orang-orang kayak gini. Bersyukur menghadapi keragaman suku bangsa yang makin variatif di Teachers College tidak mengubah kerinduanku untuk melayani mereka yang backgroundnya sudah Kristen. Itu juga salah satu alasan kenapa aku mau jadi Supervisor di Residence Life: membawa orang-orang yang sudah Kristen itu pada Kristus.
Sedangkan Samaria bagiku adalah orang-orang di sekitarku yag backgroundnya non-Kristen, apapun suku bangsa mereka. Yang jelas mereka bukan orang percaya, tapi mungkin kuliah di kampus Kristen dan punya temen-temen Kristen juga. Atau tidak tinggal sama sekali dalam komunitas Kristen tapi minimal tahu bahwa Yesus adalah Tuhan-nya orang Kristen. Untuk orang-orang seperti ini aku pernah berdoa bagi mereka dan bahkan ngajakin ke gereja (duluuuuuuuu, waktu masih di Surabaya). Terus terang aku tidak tahu bagaimana harus membawa orang-orang seperti ini pada Tuhan, bagaimana mempertanggungjawabkan imanku mengenai Allah Tritunggal, Allah yang menjadi manusia dan mau datang ke dunia. Puji Tuhan, semester ini dapet kelas Apologetics! Hehe... Tidak ada seorangpun yang bisa menghindari panggilan ini. Setiap orang percaya dituntut untuk mempertanggungjawabkan imannya di hadapan mereka yang belum percaya, apapun suku bangsanya.
Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggunganjawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat -1 Petrus 3:5-
Tadinya aku sempat berpikir bahwa suatu saat aku harus traveling keliling dunia, pokoknya cari sebanyak mungkin pengalaman JALAN-JALAN ke berbagai tempat wisata yang keren-keren. Gak salah sih.... tapi ada traveling yang jauh lebih worth it! Pergi ke ujung dunia (entah ke mana) untuk make disciples of Christ. Terkadang ujung dunia tidak selalu harus pergi jauh-jauh ke Afrika. Di Indonesia aja banyak daerah yang belum terjangkau Injil.
Juli ini di Gereja ada Students Mission Project ke Jogja, pelayanan misi yang dilakukan para mahasiswa. Sayangnya aku gak bisa join karena ada internship 4 bulan. Tapi setelah ikut Experiencing Missions dan baca-baca kitab Zakharia dan belajar mengenal isi hati Tuhan (kasih dan kerinduan-Nya bagi bangsa-bangsa lain) selama seminggu ini, aku jadi tergerak untuk ikut pelayanan misi suatu saat nanti. Mungkin tahun ini belum bisa, tahun depan dan tahun-tahun yang akan datang kalau ada kesempatan, aku mau ambil. Untuk jangka panjang, aku juga mau memikirkan kemungkinan jadi Church Planter, tapi kayaknya itu masih jaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuhhhhh sekali. Hehe... Btw aku mau komitmen, selagi single hidupku harus dimaksimalkan untuk make disciples!
Thanks untuk kamu yang sudah membaca tulisanku sampai sejauh ini. Please, ambil waktu untuk berdoa dan mempergumulkan dengan serius akan bidang pelayanan misi. Renungkan dan tanyakan pada Tuhan apa aplikasinya bagimu untuk pergi dan jadikan semua bangsa murid Kristus!
Dear Lord, teach us to love as you have loved us.
Teach us to serve as you serve.
Teach us to do your missions as Jesus Christ had done.
No comments:
Post a Comment