The Diary of a Chosen Principal: Laughing at the Days to Come
Disclaimer: tulisan ini adalah late publish dan ditulis sebulan sebelum masa jabatan menjadi kepsek. Aku tulis setelah dapat saran dari suami. Katanya supaya aku gak galau lagi. Ini adalah tulisan ketiga. Tulisan pertama bisa dibaca di sini.
Tulisan kedua bisa dibaca di sini.
Tulisan ini aku set untuk published automatically on Thursday, July 3rd, 2025, tepat pada hari ketiga aku secara resmi menjabat sebagai kepsek.
"Kenapa, Miss? Kok ngelamun?" tanya seorang rekan kerja. Wah, ketahuan sedang galau!
"It is seen on your face," ujar seorang rekan yang lain. "Tapi ya karena saya sudah tahu duluan, Miss. Kalau ga ya ga akan tahu."
Siapa yang ga galau sih tiba-tiba jadi kepsek? Ya memang ga tiba-tiba juga sebenernya. Dibilang kaget ya ga juga, dibilang ga kaget ya tetep aja shock. 🤯
Selain melamun, aku juga gelisah dan kesulitan tidur. Udah ngantuk juga tetep susah tidur. Sudah tidur pun bisa terbangun. Suamiku juga bilang aku sampai mengigau. Ada kegentaran, kegelisahan, kekuatiran, ketakutan, kecemasan, kebingungan, dan entah apa lagi. Sudah seminggu berlalu juga masih ada aja deg-degannya. Malah rasanya nambah.
Bersyukur tiap kali doa dan baca Firman bisa dikuatkan. Bahkan kalau tengah malam habis doa dan baca Firman itu malah akhirnya jadi bisa tidur sampai pagi.
Bersyukur seminggu terakhir ini di sekolah juga full kegiatan. Ikut dampingi field trip anak-anak 2 hari berturut-turut juga hal yang aku syukuri. Bisa jalan-jalan walaupun tetep capek kerja. Lumayan lah liburan tipis-tipis meskipun judulnya kerja.
Bersyukur juga somehow aku banyak tugas pelayanan. Sabtu di pemuda, Minggu di sekolah minggu, Kamis depan di KTB gereja. Lumayan banyak pengalih perhatian yang juga butuh fokus besar.
Belum mulai menjabat sudah berat aja rasanya. Bersyukur juga suami terus ingetin ini berkat, bukan beban. Panggilan dan tanggung jawab ini berkat. Every challenge is a blessing too.
Ada satu hal yang menarik kalau aku ingat-ingat apa yang terjadi Sabtu lalu, sebelum ketemu koordinator dan pengurus yayasan sekolah. Pagi itu karena pas tanggal 31 Mei, aku baca Amsal 31. Pada ayat 25 tertulis:
Amsal 31:25 (TB):
"Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan."
Bagiku ini pesan yang khusus, yang Tuhan beri supaya aku bisa tetap melangkah. Kenakan pakaian kekuatan dan kemuliaan dari Tuhan.
Hari itu di ruang meeting, ketua pengurus yayasan sekolah memberi sebuah ayat untuk menguatkanku.
Zakharia 4:6 (TB):
Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Amin! Kalau pakai kekuatanku sendiri jelas ga bisa. Ga sanggup. Butuh Roh Tuhan yang pimpin. Kalau Tuhan sudah pimpin, aku bisa tertawa tentang hari depan.
Why laugh at the days to come?
- Because I trust the One who holds the future.
- Because my strength come from God, not from my self-confidence.
- Because He grants me peace that surpasses understanding.
- Because I walk by faith, by grace.
Comments
Post a Comment