Memasuki tahun baru 2013, yang disebut-sebut sebagai tahun ular air, banyak pihak yang mengungkapkan bahwa tahun ini banyak tipu muslihat, mencerminkan sifat ular. Sebenarnya tahun angka berapapun dengan shio apapun, kalau dihidupi dalam dosa tentu mengandung banyak tipu muslihat. Jadi yang membuat kita untung atau rugi, hidup tenang atau terteror, itu semua bukan tergantung angka tahunnya atau shio apa yang berperan, melainkan bagaimana seharusnya kita menjalani tahun ini.
Tidak seorangpun menginginkan hari-hari yang jahat, minggu-minggu penuh kesengsaraan, bulan-bulan penuh penderitaan, dan kepahitan sepanjang tahun. Rasul Petrus dalam suratnya menuliskan bahwa siapa yang mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu (1 Petrus 3:10).
Lidah merupakan anggota tubuh yang paling rentan terhadap kejahatan. Bahkan untuk seseorang yang paling lembut dan sopan saat berbicara, lidah tetap bagian tubuh yang paling jahat. Orang yang tidak bersalah dengan perkataannya adalah orang yang sempurna. Yakobus 3 menuliskan secara gamblang betapa jahatnya lidah. Ia mampu membesar-besarkan perkara, membakar, dapat menodai seluruh tubuh, dan menyalakan roda kehidupan kita. Pada ayat yang kedelapan, disebutkan bahwa tak seorangpun berkuasa menjinakkan lidah karena kebuasannya, tidak terkuasai, dan penuh racun mematikan.
Ironisnya, anak-anak Tuhan menggunakan lidah yang sama untuk memuji Tuhan dan mengutuk. Dari satu sumber keluar dua hasil yang berbeda dan bertolak belakang. Tidak seorangpun bebas dari buasnya lidah, bahkan seorang yang paling cinta Tuhan. Itu sebabnya dengan penuh waspada, kita harus menjaga lidah. Sebelum menuliskan ayat yang kesepuluh, Petrus menuliskan terlebih dahulu beberapa nasihat untuk menjaga lidah terhadap yang jahat:
Pertama, kita tidak bisa sendirian menjaga lidah terhadap yang jahat. Tak seorangpun berkuasa menjinakkan lidah. Namun Petrus menasihatkan agar kita semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati. Bersama-sama dengan saudara-saudari seiman, kita bisa kompak untuk hidup damai dan rukun. Kasih persaudaraan mencegah seseorang mengucapkan kata-kata jahat tentang sesamanya. Kasih persaudaraan mencegah seseorang seseorang mengucapkan kata-kata jahat untuk sesamanya. Kerendahan hati mencegah adanya perkataan-perkataan sombong dan melecehkan orang lain keluar dari mulut kita.
Kedua, janganlah membahas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dengan caci maki. Ini bagian yang cukup sulit. Kita seringkali merasa sangat tidak terima. Syukur kepada Tuhan, sebab dengan tegas Dia membela kita. Rasul Paulus mengajak kita untuk tidak menuntut pembalasan.
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. (Roma 12:19)
Ketiga, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Ini bagian paling sulit sekaligus paling menggembirakan. Untuk tidak membalas kejahatan dan caci maki saja sudah sulitnya minta ampun, apalagi untuk memberkati musuh-musuh kita. Namun inilah panggilan kita: yaitu untuk memperoleh berkat. Berkat harus disalurkan. Tidak bisa berhenti sampai pada diri kita saja. Jika kita tidak memberkati, bagaimana mungkin kita bisa terus-menerus memperoleh berkat? Ibaratnya setiap orang percaya adalah sebuah pipa yang menyalurkan air. Jika pipa ini tidak menyalurkan air sebagaimana mestinya, maka bagaimana mungkin sang empunya pipa terus memberikan air untuk disalurkan? Demikian pula kita harus memberkati supaya kita bisa terus memperoleh berkat yang Tuhan janjikan dan sediakan.
Lalu bagaimana kita menjaga lidah terhadap ucapan yang menipu?
Perkataan yang jujur berasal dari hati yang jujur. Apa yang kita katakan mencerminkan apa yang ada di dalam hati. Lalu bagaimana supaya kita memiliki hati yang jujur? Tentu dengan menjaganya seturut dengan Firman Tuhan, sehingga hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan mutlak dibutuhkan. Segala sesuatu yang diterangi Firman Tuhan adalah terbuka dan jujur.
Mari hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan supaya kita menikmati hidup dan hari-hari yang baik sepanjang tahun 2013! \(^-^)/
Tidak seorangpun menginginkan hari-hari yang jahat, minggu-minggu penuh kesengsaraan, bulan-bulan penuh penderitaan, dan kepahitan sepanjang tahun. Rasul Petrus dalam suratnya menuliskan bahwa siapa yang mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu (1 Petrus 3:10).
Lidah merupakan anggota tubuh yang paling rentan terhadap kejahatan. Bahkan untuk seseorang yang paling lembut dan sopan saat berbicara, lidah tetap bagian tubuh yang paling jahat. Orang yang tidak bersalah dengan perkataannya adalah orang yang sempurna. Yakobus 3 menuliskan secara gamblang betapa jahatnya lidah. Ia mampu membesar-besarkan perkara, membakar, dapat menodai seluruh tubuh, dan menyalakan roda kehidupan kita. Pada ayat yang kedelapan, disebutkan bahwa tak seorangpun berkuasa menjinakkan lidah karena kebuasannya, tidak terkuasai, dan penuh racun mematikan.
Ironisnya, anak-anak Tuhan menggunakan lidah yang sama untuk memuji Tuhan dan mengutuk. Dari satu sumber keluar dua hasil yang berbeda dan bertolak belakang. Tidak seorangpun bebas dari buasnya lidah, bahkan seorang yang paling cinta Tuhan. Itu sebabnya dengan penuh waspada, kita harus menjaga lidah. Sebelum menuliskan ayat yang kesepuluh, Petrus menuliskan terlebih dahulu beberapa nasihat untuk menjaga lidah terhadap yang jahat:
Pertama, kita tidak bisa sendirian menjaga lidah terhadap yang jahat. Tak seorangpun berkuasa menjinakkan lidah. Namun Petrus menasihatkan agar kita semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati. Bersama-sama dengan saudara-saudari seiman, kita bisa kompak untuk hidup damai dan rukun. Kasih persaudaraan mencegah seseorang mengucapkan kata-kata jahat tentang sesamanya. Kasih persaudaraan mencegah seseorang seseorang mengucapkan kata-kata jahat untuk sesamanya. Kerendahan hati mencegah adanya perkataan-perkataan sombong dan melecehkan orang lain keluar dari mulut kita.
Kedua, janganlah membahas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dengan caci maki. Ini bagian yang cukup sulit. Kita seringkali merasa sangat tidak terima. Syukur kepada Tuhan, sebab dengan tegas Dia membela kita. Rasul Paulus mengajak kita untuk tidak menuntut pembalasan.
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. (Roma 12:19)
Ketiga, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Ini bagian paling sulit sekaligus paling menggembirakan. Untuk tidak membalas kejahatan dan caci maki saja sudah sulitnya minta ampun, apalagi untuk memberkati musuh-musuh kita. Namun inilah panggilan kita: yaitu untuk memperoleh berkat. Berkat harus disalurkan. Tidak bisa berhenti sampai pada diri kita saja. Jika kita tidak memberkati, bagaimana mungkin kita bisa terus-menerus memperoleh berkat? Ibaratnya setiap orang percaya adalah sebuah pipa yang menyalurkan air. Jika pipa ini tidak menyalurkan air sebagaimana mestinya, maka bagaimana mungkin sang empunya pipa terus memberikan air untuk disalurkan? Demikian pula kita harus memberkati supaya kita bisa terus memperoleh berkat yang Tuhan janjikan dan sediakan.
Lalu bagaimana kita menjaga lidah terhadap ucapan yang menipu?
Perkataan yang jujur berasal dari hati yang jujur. Apa yang kita katakan mencerminkan apa yang ada di dalam hati. Lalu bagaimana supaya kita memiliki hati yang jujur? Tentu dengan menjaganya seturut dengan Firman Tuhan, sehingga hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan mutlak dibutuhkan. Segala sesuatu yang diterangi Firman Tuhan adalah terbuka dan jujur.
Mari hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan supaya kita menikmati hidup dan hari-hari yang baik sepanjang tahun 2013! \(^-^)/
No comments:
Post a Comment