Thursday, April 2, 2015

Berbuat Apa Yang Benar Di Mata Tuhan

Siapa yang tidak mau meningkatkan taraf kehidupan? Setiap orang dari segala zaman bekerja dan berjuang untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Demikian pula seorang yang bernama Elimelekh pada zaman para hakim memerintah di Israel.

Rut 12:1-2
Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.

Wajar kalau seorang kepala keluarga lantas memutuskan untuk membawa keluarganya pindah agar mereka bisa tetap sejahtera. Siapa tahu di Moab mereka bisa berusaha dan berhasil. Siapa tahu kelak mereka bisa pulang ke Israel dengan membawa buah-buah yang manis hasil kerja keras mereka di Moab.

Sama seperti Elimelekh dan keluarganya, kita juga seringkali berpikir demikian. Kondisi perekonomian di Indonesia tidak terlalu menjanjikan kelihatannya. Kalau kita bisa kuliah di luar negri, sekalian kerja juga di sana, apa salahnya? Siapa tahu kita justru lebih berhasil. Upah minimum kerja yang didapatkan di luar negri pasti lebih besar daripada di Indonesia, kan?

Rut 12:3-4
Kemudian matilah Elimelekh; suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya. Keduanya mengambil perempuan Moab; yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya."

Di sini mungkin kita baru bisa melihat apa salahnya dari keluarga Elimelekh. Mahlon dan Kilyon mengambil perempuan Moab sebagai isteri. Kan sudah jelas Tuhan katakan supaya jangan ada orang Israel yang mengambil perempuan asing sebagai isteri. Sampai di sini jelas bagi kita bahwa mereka melanggar apa yang Tuhan katakan.

Rut 12:5-6
Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.

Setelah kehilangan suami dan kedua anaknya, Naomi mendengar kabar baik dari Israel. Tuhan sudah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. Jadi ia memutuskan untuk pulang.Selanjutnya kita bisa baca bagaimana Naomi menyuruh kedua menantunya pulang "sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"

Tadinya saya berpikir Naomi merasa sangat pahit akan hidupnya sehingga ia berkata demikian. Namun setelah saya renungkan lagi, Naomi mengatakan keadaan yang sebenarnya, Memang Tuhan mengacungkan tangan-Nya terhadap Naomi. 

Kita tidak tahu pasti bagaimana kondisi Naomi saat itu, namun Rut 1:19 memberikan petunjuk. Di situ dituliskan bahwa seluruh kota gempar karena kedatangannya bersama Rut. Perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?". Seakan-akan mereka tidak percaya dengan pandangan mereka sendiri. Berarti Naomi telah mengalami suatu perubahan hidup yang drastis.

Saya rasa kita bisa mengerti mengapa seluruh kota gempar ketika Naomi pulang. Saat teman-teman saya pergi ke luar negri untuk belajar atau bekerja, saya berharap melihat mereka pulang dalam keadaan yang lebih baik, lebih cerdas, lebih mapan, bahkan lebih ganteng atau lebih cantik. Sebaliknya kalau mereka pulang dengan keadaan yang lebih mengenaskan, tentu akan sangat mengejutkan.

"Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku." (Rut 1:21)

Mengapa Tuhan mengacungkan tangan-Nya kepada Naomi sedemikian?

Jawabannya ada pada Hakim-hakim 21:25. Satu ayat sebelum kitab Rut dimulai.
"Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri."

Naomi dan suaminya, Elimelekh, berbuat apa yang benar menurut pandangan mereka sendiri ketika kelaparan melanda di tanah Israel. Mereka berpandangan bahwa pindah ke tanah Moab adalah tindakan yang benar untuk dilakukan pada saat itu.

Namun jika Elimelekh dan keluarganya memutuskan untuk menyembah Tuhan, maka Dia harus menjadi Raja atas hidup mereka. Dengan demikian seharusnya Elimelekh dan keluarganya berbuat apa yang benar menurut pemandangan sang Raja. Semestinya mereka bertanya kepada Tuhan, berseru kepada Tuhan ketika krisis ekonomi terjadi.

Sekarang jika kita memutuskan untuk menyembah Tuhan, maka Dia harus menjadi Raja atas hidup kita. Dengan demikian seharusnya kita berbuat apa yang benar menurut pemandangan sang Raja. Semestinya kita bertanya kepada Tuhan, berseru kepada Tuhan ketika.............................. terjadi. (isi sendiri ya titik-titiknya :p)

Ketika Naomi akhirnya pulang, Tuhan menyediakan Boas yang menebus tanah milik pusakanya. Lebih dari itu, Tuhan mengaruniakan seorang cucu bagi Naomi, yaitu Obed, kakek raja Daud.

Ketika kita akhirnya kembali berbuat apa yang benar di mata Tuhan, menjadikan Dia Raja di atas seluruh kehidupan kita, ketahuilah bahwa itu semua bukan karena kebaikan kita. Dia sudah terlebih dahulu menyediakan putra-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, menebus setiap kita yang berdosa. Oleh karena itu, sekarang kita dapat berdiri teguh untuk terus melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Biarlah Dia terus menjadi Raja atas seluruh kehidupan kita, atas setiap keputusan yang kita ambil dalam hidup.

1 comment:

JerryTrisya said...

Oh a good reminder and great writing Nov... As always I'm blessed to follow your posts.. Thks Novi.

Post a Comment