Thursday, December 31, 2020

Surat Untuk Papa: Kisah Kesetiaan Tuhan Selama Tujuh Tahun Setelah Papa Tiada

Dear Papa,

Sudah lebih dari 7 tahun, bahkan hampir 8 tahun Papa pulang ke rumah Bapa di surga. Ada begitu banyak hal yang terjadi sejak Papa tiada. Kami sedih dan kehilangan. Kami kesulitan dan kekurangan. Namun kami tidak pernah ditinggalkan. Tuhan, Allah Immanuel, menyertai kami.

Hanya butuh waktu yang singkat bagi Tuhan untuk mencurahkan berkat-berkat-Nya. Perkara ringan bagi-Nya untuk memberikan segala sesuatu yang kami butuhkan: pekerjaanku, uang SPP Titi sampai lulus kuliah, pekerjaan untuk Titi, seorang suami untukku, mobil, rumah, dan lain-lain. Terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu.

Berkat terbesar adalah berkat rohani, bahwa Tuhan menepati janji-Nya. Janji untuk memelihara kehidupan janda dan anak-anak yatim. Janji untuk selalu menyertai.

Ada begitu banyak peristiwa yang membuktikan bahwa apa yang tidak pernah kami lihat, dengar, bahkan pikirkan, itu semua yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Benar juga kata Firman bahwa anak-anak orang benar tidak pernah sampai meminta-minta. Terima kasih, Papa. Terima kasih telah menjadi seorang ayah yang hidup benar sampai akhir.

Papa, aku rindu untuk berbagi cerita, tawa dan tangis. Seandainya Papa ada di sini, ada banyak sekali yang ingin aku tunjukkan. 

Aku ingin mengenalkan Papa pada suamiku, Michael. Aku yakin Papa pasti akan menyukai Michael. Dia seorang yang sabar, bertanggung jawab, rapi, dan teliti. Beberapa sifatnya mirip Papa. Seperti Papa, dia juga juga selalu tertarik dan ingin tahu segala sesuatu yang aku pikirkan, rasakan, dan tuliskan. Dia juga mendukungku untuk terus belajar. Seperti yang Papa lakukan.

Aku ingin menceritakan dan menunjukkan hasil pekerjaanku. Ada banyak skill baru yang aku kuasai sekarang. Sungguh aku ingin pamerkan dengan bangga di hadapan Papa. Bahkan di tahun 2020 ini aku bisa melakukan hal-hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Sekarang aku bisa mengajar online, membuat dan mengedit sendiri video pembelajaran, bahkan aku sudah dua kali jadi pembicara.

Aku ingin Papa juga bisa menikmati hasil dari segala sesuatu yang bisa kulakukan sekarang.

Kalau dulu aku yang diantar dan dijemput Papa, sekarang seandainya bisa, aku mau menjemput dan mengantar Papa ke mana-mana. Aku memang bukan pengemudi yang baik, tapi aku sudah belajar banyak. 

Kalau dulu Papa selalu membelikanku macam-macam barang yang aku butuhkan dan inginkan, sekarang seandainya bisa, aku mau melakukan hal yang sama. Membelikan Papa makanan kesukaan, buku baru, dll.

Dulu Papa mengajariku berbagai hal. Seandainya bisa sekarang aku ingin mengajari Papa banyak hal juga. Termasuk investasi saham. Sekarang jauh lebih mudah dan lebih murah dibandingkan ketika dulu Papa mempelajarinya.

Itu baru beberapa hal dari aku. Mama dan Titi juga punya banyak hal yang ingin mereka bagikan dengan Papa.

Seandainya..... seandainya.... Namun berandai-andai tidak ada artinya. Papa sudah hidup jauh lebih tenang dan bahagia bersama Tuhan Yesus sekarang.

Masih ada banyak hal lain yang ingin aku katakan. Aku menantikan hari tanpa air mata karena merindukanmu, Papa. Sampai bertemu kembali suatu hari nanti.

With love,

Novi

No comments:

Post a Comment