"Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. (2 Raja-raja 20:5)
Ayat ini adalah salah satu favorit saya. Firman Tuhan begitu indah menyentuh hati Raja Hizkia yang saat itu sedang sakit keras bahkan sebelumnya Tuhan berkata bahwa ia tidak akan sembuh, melainkan mati. Saya membayangkan apa yang mungkin dirasakan oleh Raja Hizkia.
Telah Kudengar doamu...
Kalau seorang presiden seperti Jokowi mendengar permohonan saya, tentunya saya akan sangat gembira. Terlebih lagi kalau Tuhan semesta alam mendengarkan doa Raja Hizkia, tidakkah ia bersukacita? Kita yang adalah debu, manusia berdosa, didengarkan oleh Tuhan.
Kalau seorang presiden seperti Jokowi mendengar permohonan saya, tentunya saya akan sangat gembira. Terlebih lagi kalau Tuhan semesta alam mendengarkan doa Raja Hizkia, tidakkah ia bersukacita? Kita yang adalah debu, manusia berdosa, didengarkan oleh Tuhan.
...dan telah Kulihat air matamu;
Air mata melambangkan penderitaan dan dukacita. Kalau Tuhan melihat air mata kita, Ia peduli dan memperhatikan segala kesusahan kita. Ia adalah Tuhan yang penuh belas kasih. Tidak mungkin Dia tinggal diam setelah melihat kesengsaraan kita.
Air mata melambangkan penderitaan dan dukacita. Kalau Tuhan melihat air mata kita, Ia peduli dan memperhatikan segala kesusahan kita. Ia adalah Tuhan yang penuh belas kasih. Tidak mungkin Dia tinggal diam setelah melihat kesengsaraan kita.
sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau;
Bukan berarti setiap kali kita berdoa sambil menangis segala sakit penyakit pasti akan disembuhkan. Saya sendiri berdoa sambil menangis semalam sebelum Papa meninggal, tapi Tuhan tidak menyembuhkan dia. Namun ketika kami sekeluarga merendahkan diri di hadapan Tuhan, berdoa sambil menangis, berseru memohon belas kasih-Nya, Tuhan tidak tinggal diam. Hari ini saya dan keluarga bisa berkata bahwa Tuhan telah menyembuhkan kami sekeluarga. Setelah 2 tahun berlalu, kami sekeluarga lega karena Tuhan telah mengambil Papa dan menghapus kesengsaraannya. Sekarang ia hidup dalam damai bersama dengan Tuhan. Sementara itu, kami terus menyaksikan betapa setianya Tuhan memelihara kehidupan kami, menepati janjiNya menjadi Bapa dan gembala bagi keluarga kami. Pemulihan terjadi di dalam hati yang terluka karena kehilangan dan dukacita. Pemulihan juga kami rasakan sedang terjadi dalam kehidupan finansial keluarga. Dia Allah yang menyembuhkan. Dia Allah yang memulihkan.
Bukan berarti setiap kali kita berdoa sambil menangis segala sakit penyakit pasti akan disembuhkan. Saya sendiri berdoa sambil menangis semalam sebelum Papa meninggal, tapi Tuhan tidak menyembuhkan dia. Namun ketika kami sekeluarga merendahkan diri di hadapan Tuhan, berdoa sambil menangis, berseru memohon belas kasih-Nya, Tuhan tidak tinggal diam. Hari ini saya dan keluarga bisa berkata bahwa Tuhan telah menyembuhkan kami sekeluarga. Setelah 2 tahun berlalu, kami sekeluarga lega karena Tuhan telah mengambil Papa dan menghapus kesengsaraannya. Sekarang ia hidup dalam damai bersama dengan Tuhan. Sementara itu, kami terus menyaksikan betapa setianya Tuhan memelihara kehidupan kami, menepati janjiNya menjadi Bapa dan gembala bagi keluarga kami. Pemulihan terjadi di dalam hati yang terluka karena kehilangan dan dukacita. Pemulihan juga kami rasakan sedang terjadi dalam kehidupan finansial keluarga. Dia Allah yang menyembuhkan. Dia Allah yang memulihkan.
pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN.
Setelah Hizkia sembuh, inilah yang Tuhan inginkan untuk dia lakukan: pergi ke rumah Tuhan. Untuk apa? Tentu untuk mengucap syukur, mempersembahkan korban, dan memuji Tuhan. Janganlah kita ragu untuk mempersembahkan harta kita dalam jumlah yang besar untuk Tuhan sebagai respon atas kebaikan Tuhan.
Setelah Hizkia sembuh, inilah yang Tuhan inginkan untuk dia lakukan: pergi ke rumah Tuhan. Untuk apa? Tentu untuk mengucap syukur, mempersembahkan korban, dan memuji Tuhan. Janganlah kita ragu untuk mempersembahkan harta kita dalam jumlah yang besar untuk Tuhan sebagai respon atas kebaikan Tuhan.
Hizkia sempat menuliskan sebuah karangan tentang kebaikan Tuhan (Yesaya 38:10-20) setelah sembuh. Namun Alkitab mencatat bahwa Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka (2 Tawarikh 32:25).
Menuliskan sebuah karangan saja tidak cukup untuk berterima kasih kepada Tuhan. Kita harus datang ke rumah Tuhan dan memberikan persembahan. Bukan kolekte mingguan kita yang biasa. Tapi persembahan khusus karena kebaikan Tuhan.
Ketika engkau dalam kesesakan...
Ketahuilah bahwa engkau tidak sendirian. Tuhan memegang kendali atas kehidupanmu. Berdoalah, berserulah, menangislah di hadapan Tuhan seperti Hizkia. Dia adalah Tuhan yang mendengar dan melihat. Dia adalah Tuhan yang bertindak di dalam kehidupanmu.
Ketahuilah bahwa engkau tidak sendirian. Tuhan memegang kendali atas kehidupanmu. Berdoalah, berserulah, menangislah di hadapan Tuhan seperti Hizkia. Dia adalah Tuhan yang mendengar dan melihat. Dia adalah Tuhan yang bertindak di dalam kehidupanmu.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Matius 11:28)
Ketika Tuhan memberikan kelegaan, jangan lupa untuk berterima kasih dan pergi ke rumahNya sambil membawa persembahan. Tuhan Yesus memberkatimu.
2 comments:
Hai novi... Salam kenal. Saya mau tanya seputar uph teacher college karena baru saja saya membaca blog mengenai hal tersebut yg novi tulis sekitar tahun 2013. Bisakah kita berbincang2 via email atau telepon? Tks :)
Hai Ica.. Sorry ya.. Belakangan ini saya jarang buka blog. Silakan email ke novi.kurniadi.121190@gmail.com.
Post a Comment