Di postingan sebelumnya, aku sempat cerita bahwa salah satu dosen pengujiku itu didatangkan langsung dari Corban University. Nah, saat aku harus melangsungkan sidang skripsi yang kedua pada hari Kamis, 25 April 2013, dosen yang bersangkutan sudah kembali ke negaranya. Jadi supaya sidang bisa tetap berjalan, maka digunakanlah teknologi yang namanya internet. Awalnya aku diberi tahu bahwa sidang akan dilakukan menggunakan Skype. Unik ya?
Rabu pagi, dosen pembimbingku memintaku pergi ke gedung A. Di situ kami coba setting komputer dan webcam-nya sekalian buat sidang hari Kamis pagi. Jadinya sih nggak pake Skype, tapi webex, yang katanya lebih canggih dari Skype. Bedanya apa, silakan googling sendiri ya... Hehe..
Kamis pagi, Tuhan benar-benar menjawab doaku. Aku benar-benar bisa bangun pagi dengan tubuh yang segar dan pikiran jernih, namun tetap fokus. Deg-degan sih iya, tapi terkontrol, tidak terlalu grogi. Sebenernya makin deg-degan saat melihat ternyata komputer yang kami pake bukan komputer layar LCD yang kami coba sehari sebelumnya, tapi komputer baru yang bener-bener baru dateng hari Rabu siang. Sebenernya lebih tepat disebut Smart Board kali ya, gede banget, trus touch screen. Amazed lah liatnya. Kalau nggak sidang dua kali, mungkin aku tidak punya kesempatan untuk jadi orang pertama di UPH yang sidang pake webex dengan Smart Board supercanggih itu.
Namun sidang supercanggih ini tidak ada apa-apanya dibandingkan kebaikan Tuhan yang luar biasa. Di postingan sebelumnya, aku sempat cerita bahwa kondisi keluarga sedang tidak baik. Selain itu pagi-pagi melihat Smart Board keren itu, jelas aku grogi. Lah baru pertama kali ketemu barang canggih nan mahal itu. Masih baru dan aku berkesempatan untuk memakainya. Bahasa jawanya tuh "nganyari". Normalnya aku akan panik dan tidak fokus, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Hari itu aku bisa cukup tenang dan selama sidang bisa menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan baik. Bisa ngomong dengan lancar juga, padahal di sidang pertama kehabisan suara saking groginya.
As expected, hari itu aku dinyatakan LULUS!!!! Seneng banget rasanya. Ada sukacita yang besar! Bukan sekedar perasaan senang karena lulus, melainkan juga sukacita boleh melihat kebaikan Tuhan melalui proses yang cukup panjang. Akhirnya bisa lulus juga! :) Masih belum tahu lulus dengan nilai seperti apa, namun aku bersyukur setidaknya skripsiku bisa jadi lebih baik lagi dan bisa dipertanggungjawabkan dengan baik juga. Jadi gelar "Bachelor of Education" itu bukan sekedar embel-embel keren di belakang nama, tapi memang asli sudah didapatkan dengan penuh perjuangan.
Setelah itu aku langsung kasih kabar ke Mama dan Titi (handphone Papa sudah nggak bisa dihubungi). Tapi aku tahu Mama dan Titi bisa menyampaikan sama Papa, yang pasti akan senang mendengarnya. Saat itu aku benar-benar berharap kabar ini bisa menggembirakan hati Papa. Firman Tuhan berkata, hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Kabar berikutnya yang ingin aku dengar dan saksikan adalah kesembuhan Papa. Namun Tuhan punya rencana lain. Di dalam rencana-Nya atas hidup kami sekeluarga, Dia ingin kami mengecap dan melihat kebaikan Tuhan yang tidak berkesudahan.
Rabu pagi, dosen pembimbingku memintaku pergi ke gedung A. Di situ kami coba setting komputer dan webcam-nya sekalian buat sidang hari Kamis pagi. Jadinya sih nggak pake Skype, tapi webex, yang katanya lebih canggih dari Skype. Bedanya apa, silakan googling sendiri ya... Hehe..
Kamis pagi, Tuhan benar-benar menjawab doaku. Aku benar-benar bisa bangun pagi dengan tubuh yang segar dan pikiran jernih, namun tetap fokus. Deg-degan sih iya, tapi terkontrol, tidak terlalu grogi. Sebenernya makin deg-degan saat melihat ternyata komputer yang kami pake bukan komputer layar LCD yang kami coba sehari sebelumnya, tapi komputer baru yang bener-bener baru dateng hari Rabu siang. Sebenernya lebih tepat disebut Smart Board kali ya, gede banget, trus touch screen. Amazed lah liatnya. Kalau nggak sidang dua kali, mungkin aku tidak punya kesempatan untuk jadi orang pertama di UPH yang sidang pake webex dengan Smart Board supercanggih itu.
Namun sidang supercanggih ini tidak ada apa-apanya dibandingkan kebaikan Tuhan yang luar biasa. Di postingan sebelumnya, aku sempat cerita bahwa kondisi keluarga sedang tidak baik. Selain itu pagi-pagi melihat Smart Board keren itu, jelas aku grogi. Lah baru pertama kali ketemu barang canggih nan mahal itu. Masih baru dan aku berkesempatan untuk memakainya. Bahasa jawanya tuh "nganyari". Normalnya aku akan panik dan tidak fokus, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Hari itu aku bisa cukup tenang dan selama sidang bisa menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan baik. Bisa ngomong dengan lancar juga, padahal di sidang pertama kehabisan suara saking groginya.
After defense: thanks to Nita, Jennifer, and Kenia for praying and supporting me :) *yang di belakang itu smart board-nya. Kameranya ada di atas, bisa digerakkan ke mana2..* |
Setelah itu aku langsung kasih kabar ke Mama dan Titi (handphone Papa sudah nggak bisa dihubungi). Tapi aku tahu Mama dan Titi bisa menyampaikan sama Papa, yang pasti akan senang mendengarnya. Saat itu aku benar-benar berharap kabar ini bisa menggembirakan hati Papa. Firman Tuhan berkata, hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Kabar berikutnya yang ingin aku dengar dan saksikan adalah kesembuhan Papa. Namun Tuhan punya rencana lain. Di dalam rencana-Nya atas hidup kami sekeluarga, Dia ingin kami mengecap dan melihat kebaikan Tuhan yang tidak berkesudahan.
1 comment:
God job ce...^_^
Post a Comment