*Ini juga postingan sejak masih di Batam, tapi baru bisa dipost sekarang :)
Bahan Saat Teduh-ku kemarin sampai pada kitab I Samuel. Di pasalnya yang pertama dan kedua, diceritakan seorang wanita bernama Hana, yang tidak lain adalah ibu dari Samuel. Tanpa wanita ini, tidak akan pernah ada seorang hakim, nabi, dan pemimpin yang luar biasa seperti Samuel. Di belakang pemimpin besar ini, ada seorang wanita biasa yang berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati dan jiwanya. Sekalipun hatinya terluka, ia tidak mendendam, atau meminta anak untuk kepentingan martabatnya sendiri. Di dalam kesusahannya, dia berjanji akan mendedikasikan putra satu-satunya kepada Tuhan dalam usia yang sangat dini. Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari seorang ibu bernama Hana ini. Mari kita lihat sama-sama.
Bahan Saat Teduh-ku kemarin sampai pada kitab I Samuel. Di pasalnya yang pertama dan kedua, diceritakan seorang wanita bernama Hana, yang tidak lain adalah ibu dari Samuel. Tanpa wanita ini, tidak akan pernah ada seorang hakim, nabi, dan pemimpin yang luar biasa seperti Samuel. Di belakang pemimpin besar ini, ada seorang wanita biasa yang berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati dan jiwanya. Sekalipun hatinya terluka, ia tidak mendendam, atau meminta anak untuk kepentingan martabatnya sendiri. Di dalam kesusahannya, dia berjanji akan mendedikasikan putra satu-satunya kepada Tuhan dalam usia yang sangat dini. Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari seorang ibu bernama Hana ini. Mari kita lihat sama-sama.