Tidak terasa sudah memasuki minggu keempat tinggal di Batam. Puji Tuhan, sejauh ini Tuhan memelihara dan menyertai senantiasa. Di bawah ini foto tempat tinggalku:
Lantai 1 dan 2 itu dipake buat TK, nah aku tinggalnya di lantai 3. Kubah itu menara doa. Sejauh ini sih aku belum sempat ke sana. Aku suka taman kecilnya. Segeeeeeeeeeerrrrr....
Bersyukur Tuhan sediakan fasilitas yang lumayan memadai di sini. Makanan juga terjamin. Tiap hari ada katering yang dipesan untuk kami berlima. By the way, aku juga sempat coba makanan yang baru aku tahu. Namanya bi thai mak. Harganya Rp 20000 seporsi. Bangsa mi yang lain. Hehe...
Ada banyak hal yang bisa disyukuri di Batam, namun yang paling membuat aku bersyukur adalah kekeluargaan yang aku dapet baik di sekolah maupun di Gereja. Orang-orang di sini menyambut kami dengan sangat baik. Mulai dari koordinator sekolah bidang kurikulum yang menjemput kami di bandara, kepala yayasan, bendahara yayasan, kepala sekolah, guru-guru, para hamba Tuhan, anak-anak pemuda di gereja, sampai orang tua murid dan para siswa, semuanya menyambut dan memperlakukan kami dengan sangat baik.
Minggu pertama di Batam tadinya kami pikir akan gigit jari karena nggak tahu jalan. Ternyata malah diajak jalan-jalan sama koordinator sekolah yang jemput kami di bandara itu, kepala yayasan malah ngajakin kami muter-muter seluruh Batam ke pantai Nongsa dan jembatan Balerang pada Sabtu pertama kami di sini.
Minggu kedua di Batam, Pak Raya yang jemput kami di bandara itu, ngajakin ke gereja GKI Dutamas. Beliau juga memperkenalkan kami ke anak-anak pemudanya. Ternyata mereka sangat welcome. Aku bersyukur bisa punya komunitas dalam waktu cukup cepat. Memang sih mereka rata-rata sudah dewasa dan sudah kerja, bukan mahasiswa lagi tapi seru juga sama mereka. Mereka sempat ngajakin nonton Batman, makan.
Senengnya lagi, aku bisa join choir di gereja ini! :)
Bahkan kemarin kami sudah latihan lagu "For Unto Us A Child is Born" karangan Handel. Sekalipun ntar nggak bisa ikutan nyanyi waktu Natal, tapi mereka tetap menyambut kami join di paduan suara Gereja.
Bahkan kemarin kami sudah latihan lagu "For Unto Us A Child is Born" karangan Handel. Sekalipun ntar nggak bisa ikutan nyanyi waktu Natal, tapi mereka tetap menyambut kami join di paduan suara Gereja.
Selama di sekolah, secara resmi anak-anak baru belajar selama 2 minggu belakangan ini. Aku baru observasi mentorku dan 2 orang guru lain, selebihnya mambantu mentorku mengajar science di semua kelas dan tingkatan. Setiap kelas punya tantangannya sendiri. Namun tantangan paling sulit justru untuk mendidik anak-anak ketika mereka tidak menunjukkan sikap yang baik di kelas dan memotivasi mereka belajar. Kadang-kadang, antara guru dan murid bisa juga terjadi kesalahpahaman. Seorang siswa blasteran Prancis ngambek hari ini karena tidak dapat permen. Masalahnya dia nggak ngerti kalau permen hanya diberikan untuk siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar sedangkan dia salah semua.
Sering aku merasa gemas pada mereka. Di satu sisi, anak-anak ini lucu dan polos. Di sisi lain, mereka benar-benar menjengkelkan saat sedang tidak taat. Namun ditegur dan dihukum sekeras apapun, anak-anak tidak mendendam. Dengan rendah hati mereka akan mengaku salah dan minta maaf. Dengan tulus dan penuh kesungguhan hati mereka akan berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama, walaupun pada jam pelajaran berikutnya bermasalah lagi dengan guru lain.
Anak-anak juga jujur dan apa adanya setiap kali mereka mengungkapkan hasil pemikiran mereka. Suatu kali mentorku memberikan PR pada siswa-siswi kelas 3. Salah satu soalnya adalah, "mention the differences and similarities between Ms. Novi and your homeroom teacher!". Saat membaca jawaban-jawaban mereka, aku nggak bisa nggak ngakak.
Salah satu moment yang paling aku nikmati adalah makan siang bersama anak-anak. Dengan senang hati mereka akan bercerita banyak hal sambil makan. Saat itulah saat yang paling tepat untuk membangun relasi dengan mereka. Aku ingat Bu Connie pernah bilang, "The key of education is a relationship". Aku setuju. Semakin sering ngobrol dengan murid-murid dan saling mengenal dengan mereka, semakin ada jalan untuk mendidik mereka. Bukan semakin mudah ya. Hehe.... pendidikan tidak pernah mudah.
Anyway, all thanks and praises are belong to God. Aku belum punya jadwal mengajar tetap dan masih observasi serta asistensi mentorku sejauh ini. Sering secara mendadak aku diminta mengajar atau menjaga kelas yang masih belum ada gurunya, menilai homework anak-anak, mendisplin mereka, menolong siswa yang sakit atau terjatuh. Pada saat-saat itu seringkali aku kebingungan harus apa. Tapi toh aku bisa melakukan segala hal yang harus dilakukan sebagai guru. Unless I walk with God in the classrooms, I can do nothing as a teacher.
Masih ada banyaaaaaaaaaaaaak hal yang aku alami dan pelajari, mungkin nggak cukup untuk diceritakan satu per satu. Namun satu hal yang pasti: KE MANAPUN TUHAN MENGUTUS ANAKNYA PERGI, DIA SENANTIASA MENYERTAI!
9 comments:
Huaaaa...lucunya anak-anak itu yaaa....^^ Polos-polos mereka ya, hehehehe. And Yes Nov, kemanapun TUHAN pimpin, ke negeri yang Dia pilih mana aja, kamu aman dalam perlindunganNya. Selamat melayani Nov ^^
hahahaha.... lucu tuh perbandingan ms novi dan ms silvi... meskipun aku gak tau silvi.... hahaha...
I have and idea! Coba suruh anak-anak menggambar wajah guru mereka.... Aku baca di buku, katanya kalau anak-anak itu suka pada gurunya, nanti mereka akan menggambar wajah yang manis, tersenyum, riang.... Sebaliknya, kalau anak-anak itu membenci gurunya, nanti mereka akan menggambar wajah yang cemberut dan terkesan jahat.... Coba nanti diliat hasilnya... :D
@Kak Mega: thank you :)
@Paulus: wah, thanks. Itu bisa dipraktikkan waktu ada guru yang nggak masuk terus gak ada yang jagain, jadi mau gak mau aku harus masuk.
noviiiiiiiiiiiiiiii... kok aku baru tau kamu ada blog????
*envy sangat!!!*
enjoy yah dunia kamu ngajar..
itu ksempatan luarbiasa loh klo kamu bs jadi guru...
hehehe.. thanks ce Lia! :)
Salam kenal!
Beberapa bulan setelah diposting-nya tulisan ini, saya datang ke pulau ini untuk ikut program magang. Sama seperti kamu, selama di Batam saya selalu gereja di GKI Dutamas.
Suasana ibadahnya syahdu dan anak2 mudanya juga welcome pada anak2 rantauan seperti kita2 ini. Lokasi gerejanya juga di dalam perumahan yg sepi nan asri. Senang rasanya bisa gabung meski cuma sementara.
Yap, meski pulau industri yang gersang, namun Batam berhasil membuat saya rindu untuk didatangi kedua kalinya...
“Leave nothing but footprints. Take nothing but pictures. Kill nothing but time”
http://makanangin-travel.blogspot.com/
Wah, sip2 :)
Senang ada yang terberkati juga di gereja ini :)
Salam kenal, saya tuti.. Saya baru di batam. Apa sy boleh tau sekolah untuk anak2? Anak sy rencana akan sy masukkan ke playgroup nanti bln juli (usia3 thn). Btw, gki dutamas sblh mana ya? Trm ksh dan Tuhan memberkati
Hai, salam kenal Bu Tuti. :)
Silakan email saya ke novi.kurniadi.121190@gmail.com
Nanti akan saya jelaskan panjang lebar. Terima kasih.
Post a Comment