The Diary of a Chosen Principal: Defined by His Grace
Begitu terpilih menjadi kepala sekolah baru, aku kembali mengalami krisis jati diri. Aku berulang kali bertanya pada diri sendiri: sebenarnya aku ini siapa? Aku orang seperti apa? Mengapa aku? Bagaimana mungkin aku bisa? Pertanyaan-pertanyaan itu berulang tanpa henti di kepalaku, dalam percakapan dengan suami, dan dalam sesi-sesi konseling. Aku mulai melakukan semacam background check terhadap diriku sendiri. Aku menimbang ulang perjalanan hidupku, kemampuanku, kepribadianku. Aku mempertanyakan panggilan ini. Aku mempertanyakan pengurapan ini. Aku mempertanyakan keputusan yayasan. Dan, dengan jujur, aku juga mempertanyakan Tuhan. Bukan karena aku tidak percaya, tetapi karena aku ingin mengerti: Apa yang Tuhan lihat dalam diriku, yang sering kali bahkan tidak kulihat sendiri? Aku ingat pernah meminta izin untuk melihat hasil psikotestku. Aku ingin tahu: sebenarnya siapa diriku? Apa yang membuatku terpilih? Di sana tertulis dengan jelas bahwa aku direkomendasikan untuk menjadi ke...